Minggu, 22 Agustus 2021

KU RANGKUL KAU DENGAN HATIKU

 

KURANGKUL KAU DENGAN HATIKU

Wajahku tertunduk lemas, tubuh mungil ini ku hempaskan diatas bangku yang tidak jauh dari taman literasi sekolah, tanganku masih  memegang lemas lembaran kertas yang didalamnya berisi SK pembagian tugas..

Sementara itu awan masih bergelayut manja di atas cakrawala, Dia melambai-lambai seperti tengah memberikan semangat padaku.

Namaku Sumiati S.Pd, aku biasa dipanggil Bu Umi, aku mengajar di SMAN 1 Gunungsari sebuah sekolah negeri yang ada di wilayah pulau Lombok tepatnya di daerah Gunungsari Lombok Barat. Aku merupakan sarjana kimia, aku ditugaskan disini sekitar tiga tahun yang lalu, sebelumnya aku bertugas di SMA yang wilayahnya masih sama yakni Lombok Barat hanya berbeda kecamatan. Hari ini aku dibagikan surat tugas mengajar oleh pihak sekolah, hampir setiap tahun ajaran baru aku selalu penasaran dan menunggu dengan hati berdebar-debar SK Pembagian tugas yang dibagikan oleh Waka Kurikulum. Yah...mau bagaimana lagi di tempatku bertugas guru yang memegang mata pelajaran yang sama denganku jumlahnya berlebih dan semuanya sudah sertifikasi, aku yang sudah puluhan tahun mengabdi sebagai seorang pendidik sampai saat ini belum mendapatkan panggilan PPG walaupun sudah mengikuti test beberapa kali.

Aku membuka kembali lembaran demi lembaran kertas ini, aku berusaha mencari namaku diantara beberapa deretan nama teman-teman guru yang lain. Setelah namaku terpampang nyata dimata, ku teliti jam mengajar kimiaku, aku kembali mendesah kecewa, ini untuk kesekian kali aku menelan  pahit ludahku.

Aku hanya mengajar kimia sejumlah 4 jam dan itupun lintas minat di kelas bahasa, selebihnya 20 jam mengajar mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.

Kembali rasa itu menyapaku, sebuah rasa diperlakukan tidak adil dan diskriminatif tapi sama seperti tahun-tahun sebelumnya aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Bukan tanpa alasan aku terduduk lemas mengetahui aku harus mengajar selain bidang yang aku miliki, selain merasa kurang maksimal, mengajar prakarya dan kewirausahaan membutuhkan keterampilan yang tinggi tetapi lumayan bisa kuatasi namun yang jadi masalah adalah mengajar kimia di kelas Bahasa bukanlah perkara yang mudah, rasa ketertarikan mereka terhadap pelajaran sains bukan rahasia lagi amatlah kurang, bahkan tidak ada mereka sudah terlanjur menganggap pelajaran sains sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan.

Hari yang dinantipun tiba, Pagi itu aku memutuskan ke sekolah pagi-pagi sekali, sejuknya udara pagi terasa membelai lembut kulitku, kuhirup udara segar itu ada rasa kesejukan kurasa rasa, ikhlas menerima keputusan sudah mulai meresapi jiwaku. Suasana sekolah masih terlihat sepi, hanya satpam yang sudah berdiri dipinggir jalam bersiap untuk menyambut semua warga sekolah yang kan datang.

Pagi pak Satpam"sapaku pagi itu."

Pagi juga bu."Balasnya".

Aku segera bergegas ke ruang guru untuk mempersiapkan segala keperluan mengajar, aku tidak mau ada satu yang terlewati. Aku berdoa semoga pertemuan pertama ini mampu menciptakan kesan menyenangkan untuk mereka.

Pukul 07.30 bel tanda masuk berdentang indah, kulangkahkan kakiku menuju kelas Bahasa, sambil mengucap Bismillah ku masuki ruangan itu.

Assalaamualaikum anak-anak."sapaku ramah."

Waalaikum salaam."jawab salah seorang siswa yang dikemudian hari kuketahui bernama Tania."

Aku berusaha menyapa lagi

Assalaamualaikum anak-anak." Sapaku setengah berteriak."Namun tetap saja tidak ada tanggapan dari mereka kecuali Tania.

ada gemuruh emosi yang mencoba muncul di dalam dada, tapi segera ku coba tepis.

Mereka asyik dengan kegiatan mereka sendiri, ada yang ngobrol, ada yang nyoret-nyoret kertas ada juga yang bernyanyi. Mereka sama sekali tak menganggap kehadiranku.

Aku hanya mengucap istigfar melihat kelakuan mereka.

Astagfirullah tahan Umi,sabar."kataku menguatkan diri sambil mengelus dadaku sendiri.”

Dua jam terasa seharian penuh berada di kelas ini, aku hanya menatap kelakuan-kelakuan mereka, rasa amarah semakin bergemuruh didada, emosiku sudah tidak terkendalikan lagi, ku gebrak meja sambal setengah berteriak aku menyuruh mereka diam. Sejenak suasana langsung hening tidak ada satupun dari mereka bersuara.

Ibu tanya perbuatan kalian sudah benar tidak?"kataku marah."

Maaf bu kami mengambil jurusan Bahasa tujuannya supaya terhindar dari pelajaran-pelajaran IPA tapi kenapa kami dipaksa untuk belajar IPA, kimia lagi."celetuk salah satu anak."

Aku terkaget-kaget dengan keberanian dan kata-kata mereka, walaupun dalam hati aku sedikit membenarkan apa yang diucapkannya, namun aku berusaha menjelaskan bahwa semua ilmu pengetahuan itu bermamfaat dan wajib dipelajari. Belum sempat panjang lebar ku menjelaskan bel pergantian jam sudah berdentang, aku lalu mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan salam.

Aku meninggalkan kelas dengan perasaan yang berkecamuk,rasa tidak dihargai,rasa tidak puas,rasa sedih marah semua bercampur aduk menjadi satu.

Hari itu aku langsung menuju ruang TIK, entahlah aku sengaja kesana untuk menenangkan fikiran, disana ruangannya memang sepi. Sesampainya disana ternyata ada bu Ati yang sedang asyik menyelesaikan pekerjaannya, tampak juga sang bocah-bocah menggemaskan Hasna, Hanna dan Hamdan asyik bermain dan menonton youtobe.

Hai, Apa khabar habis ngajar di kelas berapa?"Sapanya hangat."

ni di kelas Bahasa."jawabku singkat."

Kok keliatan lesu?"tanyanya lagi."

Aku lalu menceritakan masalah yang tadi aku alami.

Bu Ati hanya manggut-manggut dan berusaha menguatkan.

Hari itu awan nampak mulai menggulung, kabut mulai menebal, sesekali terdengar suara gemuruh petir menyambar sang cakrawala nan indah. Rintik-rintik hujan sepertinya mulai tertarik untuk membasahi bumi, aku segera mempercepat langkahku menuju parkiran, si bungsu belum ku jemput di sekolahnya, karena hari ini aku mengajar sampai jam terakhir.

butuh waktu 15 menit untuk sampai di sekolahnya, alhamdulillah sang hujan belum mengeluarkan semua semburannya, suasana masih gerimis-gerimis kecil.

Mama."sahut anakku begitu melihatku datang."

Hallo sayang, maaf ya mama agak telat jemputnya mama baru selesai mengajar."kataku menjelaskan"

Gak apa-apa Ma kan ada bu guru yang menjaga Afha."Kata anakku polos."

Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih pada ibu bapak gurunya aku segera pulang, aku khawatir hujan semakin deras.

Sesampainya aku di depan rumah hujan sudah mulai turun dengan derasnya, kumasuki motorku segera ku buka sepatu dan menaruh tas, tidak lupa aku mengingatkan anakku untuk segera sholat zohor, Setelah berwudu' aku kemudian mendirikan sholat.

Adik ayo tidur ."Pintaku pada anakku."

Afha mau maen ke rumah Bibi As dulu ya."pintanya memelas."

Ya dah tapi jangan pulang malam, minta kakak yang antar kesana ya."kataku."

ya Ma."Jawabnya."

kak… antar adikmu sana."perintahku pada si sulung."

ya Ma bentar Aditya mau pipis dulu.

Setelah keduanya pergi aku lalu merebahkan tubuhku diatas ranjang, Bayangan kejadian tadi mulai menari-nari dibenakku. Aku mulai berfikir strategi pembelajaran apa yang akan aku terapkan untuk mengatasi masalah yang tengah kuhadapi dengan murid-muridku yang tidak punya minat terhadap pembelajaran yang aku ajarkan.

Aku mulai berselancar di dunia maya, berbagai model pembelajaran ku baca aku akhirnya menyusun beberapa draft strategi yang akan aku terapkan dalam mengajarkan pembelajaran kimia untuk kelas Jurusan Bahasa.

Hal pertama yang aku lakukan adalah berusaha memasuki dunia mereka, aku yang memiliki kepribadian supel dan mudah bergaul tanpa kesulitan yang berarti berhasil berbaur dengan mereka, Sambil berbaur aku pelajari masing-masing karakteristik, minat, hobi, bakat-bakat serta gaya belajar yang ada dalam diri mereka. Setelah beberepa lama kemudian, aku kemudian membuat draft dan mengelompokkan mereka sesuai dengan yang sudah kusebutkan, langkah selanjutnya adalah aku meminta mereka untuk bercerita di depan kelas tentang kegiatan yang mereka lakukan hari itu dari mulai bangun tidur kemudian hal-hal yang berkaitan dengan kimia aku meminta mereka untuk menggaris bawahi kemudian mencatatnya disebuah kertas. Untuk siswa yang senang menggambar dan membuat puisi atau tulisan aku menugaskan mereka untuk membuat karya yang berkaitan dengan dunia kimia. Pertemuan berikutnya aku menugaskan mereka untuk membuat drama dimana di dalam drama tersebut tema ceritanya harus ada hal-hal yang berhubungan dengan mata pelajaran kimia., hampir semua kegiatan pembelajaran aku sesuiakan dengan minat, bakat dan gaya belajar mereka. Sementara untuk kegiatan praktikum aku mencari tema-tema praktikum yang sangat familiar di telinga mereka serta judul-judul praktikum yang unik, misalnya merica berdansa, telur yang mengapung, surat rahasia, tulisan yang muncul tiba-tiba serta beberapa kegiatan praktikum yang lain. Kegiatan praktikumpun dilakukan di alam terbuka bahkan beberapa kali aku mengajak mereka melaksanakan praktikum di pantai bahkan di halaman belakang sekolah.

Untuk sumber belajar selain buku paket dan video-video pembelajaran, aku membuatkan LKS yang kususun sendiri, LKS yang disusun dibuat sangat menarik disertai beberapa gambar yang mampu menarik perhatian mereka, Bahasa yang digunakan juga Bahasa yang mudah difahami.

Beberapa bulan kemudian strategi yang kugunakan perlahan-lahan mulai menampakkan hasilnya, rata-rata anak yang tadinya kurang menyukai mata pelajaran kimia mulai menyukai pelajaran ini, bahkan sering ketika jam pelajaran sudah selesai mereka melarangku untuk keluar kelas, antusiasme mereka setiap aku memasuki kelas sikap dan sambutan mereka juga berubah 180 derajat, dan aku sangat mensyukuri itu.

Malam itu tiba-tiba aku terbangun, sepertinya tadi aku mimpi buruk, aku segera ke kamar mandi untuk berwudu’. Terdengar suara jangkrik bersahut-sahutan, ku gelarkan sajadah panjangku, aku bersimpuh menghadap sang Ilahi Robbi, dalam sujud panjangku ku panjatkan doa untuk anak-anakku, keluargaku dan juga semua murid-muridku.

Khusus untuk muridku di kelas Bahasa, kalian memang tercipta dengan kodrat dan zaman yang berbeda-beda, tugasku sebagai seorang pendidik hanyalah menuntun kalian agar menjadi manusia yang sukses dan bahagia di masa yang akan datang . Didalam menuntun kalian tentunya membutuhkan strategi-strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran yang ingin diwujudkan tercapai. Aku bersyukur strategi dan pendekatan-pendekatan yang aku lakukan sudah mulai menampakkan hasilnya, aku sangat berharap ini semua akan diikuti oleh nilai dan prestasi kalian yang semakin meningkat khususnya dalam mata pelajaran kimia. Ada satu hal terpenting juga yang harus kita miliki sebagai seorang pendidik yakni “Rangkullah anak didikmu dengan hati, niscaya mereka juga akan menerimamu dengan hati”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERSESAT

Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena ...