Jumat, 13 Agustus 2021

Pemuda Penikmat Kopi


                                                           PEMUDA PENIKMAT KOPI

 Ku pinggirkan motorku, Hujan turun dengan begitu derasnya suara petir menggelegar sanggup membuat nyaliku ciut untuk melanjutkan perjalanan, kiri kananku dipenuhi pepohonan yang melambai-lambai tertiup angin kencang jalanan terasa gelap akibat derasnya air hujan. Jas hujanpun tiada kondisi ini mengharuskan aku memasukkan tasku di jok motor kalau tidak buku serta hp bisa habis terkena guyuran hujan yang begitu deras.

Setelah semua ku masukkan ke jok motor aku melanjutkan kembali perjalananku hampir semua titik jalanan yg kutemui tergenang banjir.

Setelah berjibaku dengan air hujan yang begitu deras dan kondisi jalan yang tergenang banjir akhirnya sampailah aku di depan istana mungilku, istana mungil nan sesderhana tempatku berteduh dengan kedua putraku.

Aku adalah seorang single farents, aku memiliki dua orang putra yang masih kecil semenjak mantan suamiku memilih menikah lagi dengan pembantu rumah tangga kami aku memutuskan untuk berpisah dan mengasuh sendiri anak-anakku walaupun pada awalnya semua terasa berat tapi aku berusaha menjalaninya dengan ikhlas.

selain berprofesi sebagai seorang guru untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari aku juga berprofesi menjadi seorang pedagang. Apapun aku jual yang penting halal dan bisa menunjang kebutuhan hidup yang semakin banyak.

Ting ting..terdengar gawaiku berbunyi berkali-kali

seteleh di cek ternyata ada wa yang masuk, dengan perasaan malas dan kondisi tubuh masih menggigil kedinginan kuraih ponsel yang kubungkus dalam plastic hitam, kubaca satu persatu deretan wa yang masuk ku geser perlahan-lahan. Mataku tertegun pada sebuah no yang terasa asing di mataku. Setelah ku amati aku baru inget “ eh ini kan pemuda yang tadi satu kelompok denganku” gumamku dalam hati.

"Hai kirimi foto kegiatan tadi dong"

Deg ...kenapa ada desiran aneh menjalar di tubuhku begitu mengetahui dia yang wa

Ah..apa-apaan ini ,,segera ku tepis perasaan aneh itu.

Ya…bentar saya baru nyampe rumah ni.”balasku sambil membuka bajuku yang basah kuyup karena hujan deras tadi di jalanan.

Aku ingat sama pemuda tadi, bukankah lokasi rumahnya sangat jauh dari hotel tempat kami melaksanakan kegiatan lokakarya"eh kenapa juga aku mikirin dia, kenal juga baru tadi. gumamku kesal".tapi tetap saja jari lentikku menulis di layar ponsel . Udah sampai mana gak kehujanan tadi ?? ujarku sambil menahan gejolak di dada entah kenapa ada getaran aneh yang selalu mendekat setiap mencoba menulis kata-kata untuk pemuda tadi. “Ya kehujanan ni masih berteduh di musholla "balasnya"

Deg…” Ah kembali getaran aneh itu menyapa jiwaku bahkan berubah jadi getaran indah yang enggan untuk aku hindari.

Hai jangan lupa ya foto-foto kegiatan tadi dikirimi" tulisnya..

Yaa tenang semua foto yang ada wajah kamu pasti ku kirimi "Jawabku tersenyum"

Sampai malam menyapa air hujan masih terus mengguyur seluruh bumi aku hanya bergumam dalam hati" Turunlah sederas yang engkau inginkan aku sudah lama merindukan kesejukanmu".

Semenjak kegiatan Lokakarya itu komunikasiku dengan pemuda itu terjalin dengan baik, ada rasa hampa jika sehari saja dia tidak menyapa dunia mayaku. Walaupun obrolan kita sangat singkat tapi itu sanggup mengobati setiap rasa rindu padanya mengusik.

Sejak pagi sang surya seolah enggan menampakkan wajahnya, semilir anginpun seakan menyembunyikan diri dibalik awan tebal sepertinya hujan akan turun ke bumi, langit mendung dan sangat gelap. dia seakan ikut merasakan kesenduan dan kepedihan yang tengah kurasakan saat ini.

Kembali peristiwa itu menyapa memoriku

Hai...udah ngerjain tugas? itu sapaan rutinmu setiap kali ada tugas-tugas yang mesti dikumpulkan.

“Udah dong” jawabku

“Kamu memang guru hebat selalu mengerjakan tugas tepat waktu” balasmu”.

Aku senyum-senyum sendiri mendengar pujianmu.

“kamu dah ngerjain belum?” tanyaku kembali.

“Belum” jawabmu. Jawaban yang selalu sama setiap kali aku menyakan tugas-tugas yang ada di lms dan sama seperti hari-hari sebelumnya aku akan menawarkan diri membantumu atau kadang kamu yang meminta bantuan padaku untuk menyelesaikannya dan terkadang aku yang meminta bantuan padamu dan jujur aku sangat senang dengan kegiatan kolaboratif kita. Aku merasa hanya dengan cara inilah aku bisa dekat denganmu.

Kenapa belum tidur "sapaan itupun selalu kau tuliskan tiap kali melihat statusku wa ku yang belum juga terlelap ditengah malam buta.

Aku memang menjadi bukan diriku semenjak berjumpa denganmu

pertemuan kita waktu itu mampu membuat hatiku tak bisa lepas dari bayangmu. Setiap saat aku senantiasa mengobati rasa rinduku padamu dengan menulis bait-bait puisi indah. Bait-bait puisi yang kurangkai dengan kata-kata yang indah, puisi yang menggambarkan bagaimana besarnya rasa cintaku padamu aku berharap melalui puisi-puisi ini engkau akan mengerti bahwa aku mencintaimu semenjak pertama kali berjumpa denganmu.

Setiap malam aku seperti orang gila yang pekerjaannya menatap layar ponsel hingga tengah malam menunggu sapaan-sapaan hangatmu.

Tak tersasa sudah berapa purnama berlalu sapaan itu semakin menghilang bahkan kini tinggal bayangan. Aku tidak mengerti kenapa sikapmu berubah kau hanya menyapa dunia mayaku sekenamu saja lalu berlalu begitu saja meninggalkan aku yang terpaku seorang diri sambil menatap gawaiku dengan perasaan gundah dan diliputi banyak pertanyaan.

Aku tidak tahu perasaanmu padaku seperti apa padaku karena aku sendiri tidak pernah mau mencari tahu aku hanya asyik dengan perasaanku sendiri, aku tidak berani berharap, aku takut kecewa yang aku tahu semua tentangmu terasa indah untuk dibayangkan.

Takdir gak pernah bisa kita tebak kemana dia akan membawa warna hidup kita, kita hanya bisa mengikuti scenario sang pencipta tanpa mampu mengelak apalagi protes dengan ketentuanNya begitupun dengan ulasan takdir dalam hidupku aku tidak pernah menyangka akan berada di posisi ini . Hati yang selama puluhan purnama tertutup oleh awan pengkhianatan berlahan tapi pasti bersinar kembali sejak pertama kali berjumpa denganmu

wajahmu senyummu biasa saja namun mampu menembus dinding-dinding hati yang selama ini telah membatu termakan kebencian, dendam dan duka nestapa. Membayangkan senyum manismu mampu menciptakan getaran indah yang membuat wajahku bersemu merah dan membuat senyum ceriaku terukir kembali.

Dulu waktu terasa begitu sempit, tapi kini memikirkanmu sepanjang malam waktu seakan menjadi milikku

Aku jatuh cinta padamu sejak pertama kali melihatmu dan ku yakin itu..dua purnama terlewati namun wajahmu masih setia menemani tiap hembusan nafasku

rasa itu indah tapi disisi lain sakit

karena aku merasa kau tidak memiliki perasaan seperti yang kurasakan.

sering aku berfikir untuk memblokir nomormu tapi aku merasa itu tindakan yang keliru.kau tidak salah apapun dalam hal ini aku yang salah karena tidak mampu mengelola perasaanku padamu dengan baik.

Hai...meet dah mulai belum??

sapamu waktu itu" ah aku semakin merasa tidak bisa lepas dari cintaku padamu kau selalu saja hadir kembali tiap kali aku memutuskan untuk pergi menjauh..Hatiku berteriak..

Kamu siapa, Budi pekertimu bagaimana mengenalmu pun baru satu purnama tapi mengapa kamu sanggup hadir disetiap aliran darahku merongrong ketenanganku menghantui hampir disetiap penghujung malamku setiap sudut hanya kau difikiranku

Ah...terkadang ada rasa letih memendam perasaan seorang diri tanpa mampu mengungkapkan kepada dia yang dicinta.

Saat ini yang Aku tentang dirimu adalah kau adalah seorang pemuda penikmat kopi senaru kopi yang kau racik dengan tangan kekarmu kamu selalu mengatakan minum kopi racikanmu dapat menyelesaikan setiap masalah yang menghadapi Seandainya engkau tahu betapa aku ingin meminum kopi racikanmu agar aku bisa terbebas dari rasa cinta yang tak jua berbalas darimu.

Sementara itu jauh di ujung sana si pemuda segera mencari tempat berteduh. Dia tidak sanggup melawan derasnya air hujan yang seperti menampar wajahnya tubuhnya setengah basah kuyup walaupun sudah menggunakan jas hujan, matanya tertuju pada sebuah musholla yang terletak tidak jauh dari pinggir jalan dia lalu menepikan motornya dan segera berteduh di sana. Sambil bersandar dia mulai memainkan gawai yang sejak tadi dia simpan di kantong celananya, tanpa sengaja matanya tertuju pada no wa wanita yang satu kelompok dengannya di hotel.  Entah mengapa tiba-tiba dia terbayang kegiatan lokakarya tadi "senyum serta kelincahan wanita itu dalam setiap kegiatan diskusi mulai bermain-main dimatanya tanpa dia sadari ada getaran aneh yang menjalar dihatinya setiap kali membayangkannya. Astagfirullah apa yang terjadi denganku ?" sesalnya dalam hati.

Tapi tanpa mampu dicegah dia akhirnya mengirim wa juga kepada wanita itu meminta foto-foto kegiatan lokakarya tadi dan tanpa diduga wanita itu juga langsung membalas chatnya.

           Menjelang azan magrib tibalah pemuda itu di depan pintu rumahnya ternyata cuaca disana tidak jauh berbeda dengan yang terjadi selama diperjalanan tadi hujan lebat masih mengguyur hampir disemua wilayah Lombok Barat. Hujan sepertinya masih betah mengguyurkan air derasnya sampai pagi menjelang. Segera pemuda itu ke kamar mandi untuk membersihkan badannya sekalian berwudu dan segera melaksanakan sholat magrib. Setelah menyelesaikan sholat magrib dia lalu mengambil alquran dan terdengarlah alunan merdu suaranya melantukan ayat demi ayat firman sang Maha Semesta. Lantunan suaranya mampu membuat sang semesta terlena dalam kesejukan dan kedamaian hati yang tak terperi.

Aku adalah seorang pemuda yang bekerja sebagai guru honorer disebuah SMP yang terletak dipedalaman kabupaten Lombok Barat, di usia yang sudah melebihi kepala tiga aku belum memutuskan untuk berumah tangga selama ini aku sudah berusaha menjalin hubungan dengan beberapa gadis tapi selalu gagal di tengah perjalanan. Entahlah aku sendiri tidak tahu penyebabnya aku hanya berfikir mungkin Allah belum memberikan jodoh terbaik untukku atau mungkin karena penghasilanku sebagai guru honorer yang tidak seberapa mengakibatkan aku khawatir untuk membina rumah tangga.

Semenjak kegiatan lokakarya waktu itu wajah wanita itu yang ku ketahui bernama Ema masih sering mengganngu malam-malamku, Dia ternyata seorang wanita single parent hal ini tanpa sengaja kuketahui semenjak kami akrab saling berbalas wa waktu itu. aku ingin setiap saat bertanya khabarnya melalui dunia maya tapi ada perasaan takut dan minder mengingat status dia yang sudah PNS, ya aku secara tidak langsung mengetahui dia seorang PNS pada saat diskusi di kegiatan lokakarya dulu. Setiap status yang dia share ingin aku ketahui. Beberapa hari ini aku sering melihat dia membuat status puisi-puisi indah yang berisi tentang seorang wanita yang sedang jatuh cinta hal ini membuatku semakin merasa tidak yakin untuk mengungkapkan apa yang kurasakan padanya, aku berharap puisi-puisi indah yang dia buat itu tertuju untukku namun aku tidak yakin mengingat kami hanya berjumpa satu kali dan dia juga jarang menyapaku walaupun melalui dunia maya.

Ku pegang kepalaku yang mulai terasa sakit hatiku merasa gundah aku tidak mengerti mengapa aku bisa seperti ini, wajah dan senyum wanita itu biasa-biasa saja tapi mengapa sanggup membuat aku terkapar tak berdaya. Disaat seperti ini aku hanya bisa mengobati gundah gulanaku dengan meminum kopi ya aku adalah seorang pemuda penikmat kopi aku merasa setiap permasalahan yang kuhadapi akan terselesaikan dengan meminum kopi. Aku berharap dengan meminum kopi racikanku sendiri mampu menghilangkan perasaan cinta yang terpendam untuknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERSESAT

Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena ...