JEJAK SANG PENIKMAT KOPI
Padang savana terpampang luas
Di depan mata
Aku berlari-lari kecil
Sambil menyentuhkan tanganku
Pada ujung daun sang ilalang
Yang bertebaran bebas disana
Sang kupu-kupu nampak sesekali
Bertengger manja tak mau tersentuh
Ku pandangi sekeliling
Nampak dari jauh
Sang gunung rinjani
Menjulang indah tak tergapai
Nampak pula dibawah,
Rimbunnya kebun kopi
Yang siap dipetik sang penikmatnya
Ku tapaki terjalnya bukit menjulang disana
Ku ayunkan langkah kakiku
Tanpa henti
Suara desahan nafas kelelahan
Meluncur indah dari mulutku
Rasa haus mulai mendera
Ku teguk air
Alirannya mampu menghilangkan sejenak
Rasa haus yang mendera
Ku ayunkan kembali langkah kakiku
Ada sepenggal harap
Bisa menggapai hatimu disana
Nafasku mulai terengah-engah
Tubuhku mulai linglung
Aku berusaha menggapai ranting yang tumbuh
Diantara rimbunan ilalang
Tubuhku mulai menggelepar tak berdaya
Aku tersungkur tak mampu
Menopang tubuhku sendiri
Wahai sang pemuda penikmat kopi
Dimanakah sosokmu berada
Langkahku semakin gontai
Tuk menggapai bayangmu
Berlahan matakupun meredup
Tanpa mampu kubuka kembali
Aku hanya bisa merasakan
Hilangnya jejak-jejak bayangmu
Ditengah luasnya padang savana
Kau semakin jauh dan menjauh
Bersama segelas kopi
Yang senantiasa kau tenteng ditanganmu
Ttp semangat bun...tgg saatnya nnti sd akan menikmati kopi itu berdua ttp optomis y 😍
BalasHapushe he sneng buat puisi aja ni
BalasHapusSemangat terus buat puisi" indahnya, d balik kegiatan yg padat ternyata masih smpat buat puisi...kereeeen
BalasHapusYaaa klo puisi seneng buat aja walaupun gk sehebat puisi yg lain..
Hapus