Selasa, 14 Desember 2021

PPG MENGAJARKAN ARTI PERJUANGAN


 Kamis 2 Desember 2021

Aku mengirim whatshapp ke group anak2 yang akan terlibat pada pembuatan video praktik pembelajaran UKIN

Dengan antusias mereka bersemangat berlatih sesuai dengan tugas yang aku berikan. Ada yang bertugas presentasi hasil diskusi kelompok, membaca kesimpulan, refleksi dan memimpin doa. 

Persiapan UKIN hampir 99% tgl eksekusi  anak-ànak juga tidak sabar untuk mengikuti kegiatan zoom hari minggu nanti...


5 Desember 2021

Ditengah malam buta terdengar suara air hujan disertai angin kencang mengganggu nyenyaknya tidurku..Suaranya bergemuruh kencang, atap yang trbuat dari spandek menambah riuhnya suara derasnya air hujan yg turun ke bumi..

Aku menarik selimutku, kulihat ke bawah ternyata anak sulungku terlelap disana beralaskan keramik rumahku. Dia memang selalu takut tidur sendirian jika cuaca se ekstrim seperti ini.

6 Desember 2021

Aku kembali memejamkan mataku, entahlah sudah berapa lama aku terlelap sayup-sayup ku dengar suara azan subuh berkumandang, menyejukkan setiap insan yang mendengarnya. Suaranya tak terlalu jelas ditelinga terhalang oleh suara kerasnya gemuruh air hujan yang ternyata tidak pernah berhenti sejak semalam, bahkan semakin menjadi-jadi.

Perlahan ku buka kedua kelopak mataku, dalam kondisi masih mengantuk aku berusaha mencari hp ku karena suasana sudah gelap gulita tanpa cahaya. Agaknya mati lampu.

Setelah ketemu aku segera menuju kamar mandu untuk berwudu', ada sedikit debar didada mendengar suara gemuruh air hujan disertai angin kencang, aku bergumam dalam hati tumben hujan turun sederas ini. Setelah selesai berwudu ku gelar sajadah tua namun masih nampak bagus dan terawat kenang-kenangan dari almarhum bapakkku saat pulang dari menunaikan ibadah haji pada tahun 1990 lalu. Sajadah ini telah menemani sujud panjangku semenjak SD sampai sekarang, kupanjatkan doa keselamatan kepada Sang Robi. Setelah berpuas diri bermanja bermohon pada Sang Pemilik Hati aku mengambil Quran kecilku sambil berusaha menerangi dengan sinar kecil yang berasal dari Hpku.

MembacaNya membuat rasa sejuk di hati.

Kuletakkan mukenaku ditempat semula, ku bangunkan anakku agar segera melaksanakan sholat subuh. Ku menatap sudut demi sudut atap rumah, bocor dimana-dimana. Bak mandi yang kugunakan untuk menamping air bocoran sudah hampir penuh, sungguh bisa dibayangkan betapa derasnya hujan semalam.

Seisi ruangan rumahku hampir semua kena air bocoran hujan kecuali di kamar dan teras depan, pagi hari hujan deras nampaknya belum mau beranjak dari bumi. Suasana masih gelap gulita akibat pemadaman lampu, sinyal internet juga sangat tidak bersahabat.

Ketika sinyal internet mau menoleh sejenak ke Hp puluhan chat Whatsapp nampak berjejer rapi di hpku, setelah ku buka betapa terkejutnya ternyata disekitar rumahku terutama hampir semua wilayah Gunungsari terkena banjir parah. Pada saat itu aku masih berharap hujan akan segera reda mengingat hari ini adalah hari pengambilan video praktik pembelajaran UKIN dan pengumpulan portofolio UKIN. Namun seketika harapan itu pupus tatkala melihat kiriman video kondisi sekolah ke group Whatsapp, ternyata sekolahku tidak luput dari terjangan banjir.

Di gerbang utama air sudah se paha kaki orang dewasa, ruangan kepala sekolah, wakasek, TIK juga tidak luput dari terjangan banjir. Hatiku resah gelisah kalau kondisi seperti ini bagaimana aku bisa melaksanakan kegiatan pembelajaran daring bersama anak-anak sementara selama ini aku mengandalkan wifi dan komputer sekolah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran daring sebelumnya.

Kembali sinyal menghilang, hatiku semakin tidak karuan sampe jam 10 pagi lampu tak kunjung menyala, resah gelisah mulai menguasai rasaku. Aku berusaha konfirmasi ke pihak kampus atas kondisi yang kualami di Lombok walau ku tahu chatku akan sulit terkirim mengingat betapa buruknya sinyal saat itu.

Aku terus memanjatkan doa agar diberikan jalan kemudahan. Aku berusaha menghubungi siswa-siswiku untuk menanyakan kondisi mereka tapi tidak ada satupun yang aktif.

Hatiku kembali terenyuh tatkala melihat beberapa kiriman video yang menayangkan kondisi rumah beberapa teman sejawat terendam banjir, sambil terus berdoa untuk keselamatan saudara-saudara yang terdampak banjir aku kembali mencoba memberikan pengertian dari pihak kampus namun tetap saja jawabannya itu kewenangan pusat. Aku diminta untuk menelfon langsung pak Ujang yang bertindak sebagai ketua PPG, aku langsung nge chat beliau, lumayan lama baru terkirim.

Pada saat sinyal tidak ada ternyata pak Ujang menelfonku hal itu kuketahui saat sinyal ada terlihat ada tiga panggilan tidak terjawab dari no beliau, Aku kemudian mencoba menghubungi beliau tapi tidak berhasil karena sinyal menghilang lagi.


Aku terduduk lemas, kupandangi laptop putihku yang sudah tak bernyawa lagi, kupandangi batre hpku yang tinggal beberapa persen lagi, bayang-bayang kegagalan UKIN menghantui jiwaku namun aku tidak patah arang. Ku telfon bu Nur sahabatku menanyakan bagaimana kondisi Mataram apakah nyala lampu atau tidak ternyata disana tidak ada pemadaman lampu aku lalu bergegas bersiap-siap menuju ke Mataram, Namun langkahku terhenti tatkala melihat beberapa chat digroup yang mengabarkan kondisi jalanan disetiap sudut yang lumpuh total akibat banjir.

Aku kembali terduduk lemas, fikiranku semakin kalut tiba-tiba Hp ku berdering agaknya pak Ujang menelfon lagi beliau lalu menanyakan kondisi sambil menekankan sebisa mungkin mengambil video pembelajaran hari itu, aku kembali menjelaskan kemungkinan kecil bisa terjadi mengingat sebagian besar siswa juga terdampak banjir dan pemadaman lampu. Lalu beliau memberikan kesempatan sampai besok sebelum jam 12, Aku kembali terduduk lemas karena besok di jam segitu aku ada dalam perjalanan menuju Surabaya.

Jadi seharusnya hari ini senin 6 Desember 2021 aku sudaj harus berangkat ke Surabaya dalam rangka pelatihan membuat portofolio digital bagi guru penggerak angkatan 2 di seluruh Indonesia tapi keberangkatan aku tunda demi kegiatan PPG hari ini.

Dalam kegamangan hati aku meminta anak sulungku untuk mengecek kondisi jalan yang bisa dilalui utk menuju ke Mataram, dia lalu segera pergi mengecek tapi jawaban yang diberikan anakku membuatku terkulai lagi tenyata hampir semua jalanan ke arah Mataram terdampak banjir. Akhirnya aku membuat keputusan bagaimanapun caranya aku harus ke Mataram walau harus menerjang banjir sekalipun. setelah selesai sholat zuhur aku mengambil kunci motorku.

Maa gak usah nekat, mama gak akan bisa ke Mataram semua jalan ditutup karena banjir "ujar anakku". Aku tetap nekat , ku hidupkan motorku kemudian melesat mencari jalan pintas yang kira-kira bisa dilalui agar bisa sampai kota Mataram.

Aku melewati jalan di Pakel tembus Kapek dan benar saja banjir sudah selutut kaki orang dewasa dengan mengucapkan bismillah ku pacu laju motorku dan alhamdulillah aku berhasil menuju jalan utama.

Suasana jalan ramai oleh orang-orang yang melihat kondisi banjir.

Sekitar jam 1 siang tibalah aku di rumah sahabatku, setelah mengucapkan salam aku masuk dan segera menghidupkan laptop, Namun sayang seribu sayang sinyal disana sangat buruk jangankan untuk internet dilaptop sekedar Wa an saja sangat susah.

Aku kembali mendesah kecewa, rasa capek dan lapar sudah mulai menyapa diri, aku melirik jam di Hp ku waktu terus berjalan sementara berkas-berkas portofolio UKIN belum ku uplpad.

Awan mendung dan pekatnya hitam seakan memberi kabar bahwa hujan akan turun kembali, aku menatap bu Nur sambil meminta saran. Pandangan mataku nanar dan penuh kebingungan, aku berusaha mengingat sahabat-sahabat yang bisa ku mintai tolong dan alhamdulillah ditengah kekalutan Allah membuka jalan fikiranku.

Hai dik lagi dimana" sapaku melalui telefon untuk dindaku tercinta Baeduriah."

saya dirumah sekarang."jawabnya".

Wifinya normal gak?tanyaku".

Normal dong." jawabnya".

Boleh saya kesana numpang?"tanyaku lagi".

ya Bolehlah Ayo kerumah saya tunggu" jawabnya lagi".

Tanpa berfikir lama karena semakin mendesak ku pacu motorku kesana.

Tidak butuh waktu 15 menit aku sudah sampai di depan rumah temanku.

Bersambung

3 komentar:

TERSESAT

Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena ...