Jumat, 30 September 2022

Perbedaan karakteristik siswa



Setiap anak terlahir berbeda , tak ada manusia yg memiliki kesamaan persis dengan yang lainnya, bahkan pada saudara kembarpun pasti memiliki perbedaan diantara banyak kesamaannya. 

Keunikan terlihat dari perbedaan-perbedaan tersebut. 

karakter anak terbentuk dari interaksi dengan lingkungan, dengan kata lain, lingkungan berperan penting membentuk karakter setiap anak.

Jangan salahkan jika ada  anak yg  pendiam atau sebaliknya, ada yg  hiperaktif.

Karena tidak ada yang salah dengan pribadi pendiam dan hiperaktif. 

Anak-anak  yang pendiam dan yang hiperaktif  mereka memang berbeda dengan temannya dan perbedaan yang ada pada diri mereka adalah sebentuk cara Tuhan dalam mengabarkan kepada hambaNya bahwa ada manusia-manusia yang memiliki kepribadian unik.

 Mereka membutuhkan pemahaman dan sikap positif dari lingkungan bahwa pendiam atau hiperaktif bukan sebuah kesalahan.

Einstain, Thomas alfa edison, Bill gates adalah segelincir manusia yang ketika kecilnya tergolong hiperaktif. Sejarah pada akhirnya mengakui peran besar mereka terhadap kemajuan peradaban.

Soe hok gie dan Ahmad Wahib menghabiskan masa remajanya dengan menikmati buku-buku sejarah dan sastra.

mereka berdua bergulat dengan kegalauan akan kondisi sosial yang tengah terjadi kala itu.

Hall itu tidak membuat mereka serta merta meratapi keadaan, tapi mereka tuangkan ide dan pemikiran-pemikiran mereka dalam sebentuk buku catatan harian.

Buku catatan itu sampai sekarang masih dibaca oleh masyarakat, khususnya di lingkungan akademisi dan menjadi literature di perpustakaan-perpustakaan baik sekolah maupun universitas.

Dengan karakter anak yang beraneka ragam, mereka masing-masing berusaha memahami kehidupan.

Dukunglah upaya mereka memaknai hidup dengan cara mereka masing-masing. Mereka butuh dukungan dan kepercayaan agar kepercayaan diri mereka terbangun. 

Bukan sebaliknya terbenam oleh cacian dan makian yang setiap hari mereka terima.

Anak hiperaktif sering di judge dengan komentar-komentar negatif seperti

“dasar anak bodoh, begitu saja tidak bisa, bisa diam tidak.”

Pada akhirnya judgement itu perlahan tapi pasti begitu membekas dalam otak sang anak dan semakin menenggelamkan mereka pada jurang ketidakpercayaan diri, takut berimprofisasi. 

Dan tanpa kita sadari, kita telah turut andil dalam membenamkan potensi anak dengan komentar-komentar dan penilaian negatif kita terhadap anak. 

Saat membaca-baca buku tidak sengaja saya menemukan sebuah kutipan falsafah belajar efektif yang ditulis oleh Bobbi deporter.

Berikut falsafah keren yang ia tuliskan.

1. Kami percaya bahwa belajar adalah proyek sepanjang hayat yang dapat dilakukan orang dengan penuh ceria dan sukses.

2. Kami percaya bahwa keseluruhan kepribadian sangat penting; intelek, fisik dan emosi.

3. Kami percaya bahwa harga diri yang tinggi adalah unsur pokok dalam membentuk pelajar yang sehat dan bahagia.

Bobbi Deporter pun sepakat bahwa kepribadian yang ada dalam diri setiap anak memiliki peranan yang sangat penting bagi terbentuknya pribadi-pribadi yang unik dan luar biasa. Sekali lagi, yang anak-anak butuhkan bukan penghakiman dan komentar-komentar negatif terhadap cara dan sikap mereka merespon lingkungan melainkan dorongan, pemahaman dan kepercayaan bahwa mereka juga mampu untuk berkarya dengan cara mereka sendiri.

We live only a small part of life we are given.

So live meaningful and powerful to find your truth.

 Loving, believing, and understanding.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERSESAT

Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena ...