Memutuskan pindah bukan berarti tanpa resiko, selain tidak bisa kembali ke kampus lama jika gagal diterima, harus adaptasi dengan lingkungan baru resiko lain adalah mengulang kembali beberapa mata kuliah yang tidak diakui dan itu artinya siap-siap untuk terlambat wisuda 1 tahun.
Resiko-resiko ini jujur tidak membuat langkah kakiku goyah, karena mengulang beberapa mata kuliah aku jadi seperti dua angkatan dibilang angkatan 2000 ya dibilang angkatan 2001 juga ya makanya kadang ada beberapa yang heran ketika melihatku bisa akrab dengan adek tingkat bahkan dua tingkat ke bawah, kadang bisa akrab dengan kakak-kakak tingkat.
mulai dari angkatan pertama 1997 aku punya temen akrab yakni kk Ilik, angkatan 2001 lumayan banyak teman akrab bahkan sudah seperti saudara seperti Wildan Hafiz, angkatan 1998 aku punya kakak tingkat yang super baik namanya kk Uyun, lokasi kost kami yang berdekatan setelah aku pindah ke kekalek membuat hubungan kami akrab.
Kak Uyun juga berteman dekat dengan Zul salah satu teman karibku dulu di pertanian dan kebetulan teman dekat kak Uyun dulu adalah teman kuliahku juga di pertanian (tapi mereka gak berjodoh he he).
Setiap sore aku sering main ke kost kak Uyun makan dan ngobrol-ngobrol di sana, suasana kost kak Uyun sangat sejuk dan lumayan ramai penghuninya juga banyak yang satu angkatan dan teman kuliah kayak Ovi dan Desi.
pada zaman dulu di saat teknologi tidak secanggih saat ini waktu berkumpul bersama teman-teman terasa sangat seru, setiap hari minggu kami akan memasak dan membuat pelecing bersama untuk dimakan secara berjamaah.
Suasana zaman dulu juga sangat sejuk kost masih dikelilingi persawahan yang sangat luas, tiap sore jika jam mengajar privat kosong aku jalan menggunakan sepeda miniku sambil menaruh seoarang anak berumur 6 bulan anak ibu depan kostku di keranjang depan sepedaku (aku yakin anak itu sekarang udah dewasa sampai saat ini gak pernah ketemu).
Aku berkeliling di persawahan dan terkadang singgah di bangunan BTN yang sedang tahap pembangunan.
aku dan beberapa teman kostku dulu terkenal dengan sebutan geng kurcaci karena tubuh kami yang mungil
ada mbk Yem, Tia, Titi, Sas, Rina dan aku sendiri.
Ada begitu banyak tawa, air mata dan keringat yang harus bercucuran untuk sampai tahap wisuda
alhamdulillah tepat tanggal November 2005 aku berhasil meraih impianku yakni menjadi sarjana kimia sesuai dengan angan dan mimpiku selama ini.
Terima kasih untuk almarhum nenekku, almarhum bapakku
terima kasih tek terhingga untuk adekku tercinta Elya Rosnani yang kasih sayangnya tak terbatas untukku
Terima kasih untuk semua dosen-dosenku serta pihak-pihak yang tidak bisa kusebutkan satu persatu
Semoga selalu membawa mamfaat dan kemaslahatan untuk semua orang
Jumat, 09 Desember 2022
KISAH di KAMPUS PUTIH
Menginjakkan kaki di tempat ini tentunya sedikit tidak akan membuka kembali memori puluhan tahun silam ketika aku masih berstatus sebagai mahasiswa program studi kimia di kampus ini.
Ya tepatnya tahun 2001 dulu aku resmi menjadi mahasiswa di sini setelah melewati serangkaian perjuangan yang sangat tidak mudah, ya aku memang mahasiswa pindahan.
Pada saat mengisi formulir PMJK (sebutan untuk siswa yang melanjutkan kuliah melalui jalur prestasi atau nilai raport) dulu pilihan pertamaku adalah pertanian baru pilihan kedua kimia.
Dari kecil cita-citaku memang menjadi seorang guru namun pada saat itu keinginan itu berusaha kukubur karena memikirkan bapak yang seorang petani tembakau
Aku berfikir klo aku mengambil pertanian akan bisa mengembangkan usaha almarhum bapak dengan bekal ilmu yang kupunya, satu tahun menjalani kuliah dipertanian dengan teman-teman yang seru dari seluruh Indonesia membuat aku betah di pertanian tiap hari kami menjalani hari-hari di kampus dengan mengasyikkan di tengah kegiatan perkuliahan dan praktek yang kadang menguras tenaga dan fikiran kami. Bahkan aku sempat punya geng di sana, Alhamdulillah IPK di pertanian juga aman.
Menjelang semester dua aku mulai dilanda kegalauan, keinginan menjadi seorang guru kembali menggoda jiwaku aku ingat waktu itu di tahun 2001 saat aku pulang kampung seperti biasa setiap pagi aku melakukan aktivitas mencuci piring di telaga yang terletak di belakang rumah. Telaga ini sendiri merupakan tempat berkumpulnya beberapa orang di kampung untuk mandi, mencuci baju dan mencuci piring.
Bapak sengaja membuat telaga ini untuk keperluan warga di sana karena pada saat itu jarang orang memiliki kamar mandi sendiri di rumah.
Saat tanganku sedang membersihkan piring tiba-tiba terlintas dalam anganku untuk pindah jurusan ke FKIP, saat itu aku berfikir kalau aku tetap kuliah di pertanian nanti kerjanya di lapangan susah aku kan seorang wanita sementara kalau jadi guru klo nanti menikah aku bisa urus suami dan anak sekaligus mengajar itu yang tiba-tiba terlintas di benakku dulu. Aku kebetulan sangat menyukai pelajaran kimia sehingga aku berkeinginan untuk pindah ke jurusan kimia dan tanpa menunggu selesai mencuci aku langsung mencari bapak
"Bapak bapak panggilku"
Ape anakku " kata bapak waktu itu"
Meleku pindah kuliah jok sak jari guru no."jawabku"
Becat Mauk pegawean lamun lek ton?." Tanya bapakku lagi".
Jelap pak."sahutku padahal waktu itu aku asal jawab aja karena mana aku tahu ke depannya akan cepat dapat pekerjaan atau tidak.
Singkat cerita besoknya aku mulai mengurus surat kepindahanku
Perlu diketahui zaman aku kuliah motor dan komputer merupakan barang yang sangat langka hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki kedua barang tersebut, saat itu aku kost di Dasan Agung dari Dasan Agung jalan kaki ke Unram sesampai di pertanian aku langsung menghadap bagian kepegawaian untuk melapor keinginanku untuk pindah, tapi jangan salah yang membuat bahkan mengurus kepindahanku pada saat itu bukan pegawai tapi aku sendiri tanpa bantuan orang lain. Aku harus bolak balik ke rentar komputer untuk membuat dan memperbaiki surat pindah tersebut karena salah posisi koma atau bahasa saja harus diperbaiki.
Gak kebayang capeknya bolak balik jalan kaki dari fakultas pertanian ke fakultas FKIP dan rentar komputer tapi karena tekadku yang sangat kuat pantang bagiku untuk menyerah.
Aku ingat awal aku mengajukan pindah waktu itu aku disarankan oleh pak Dekan sebelum membulatkan tekad untuk pindah jurusan sebaiknya tanya dulu ke pihak FKIP program studi kimia yang saat itu dijabat oleh pak Burhanuddin M Saleh apakah masih ada lowongan untuk mahasiswa pindahan atau tidak karena resikonya jika FKIP tidak menerima tapi surat pindah sudah masuk maka pihak pertanian juga tidak akan menerimaku kembali.
Aku kemudian mencari pak Bur, dengan berjalan kaki ke FKIP aku berusaha mencari beliau saat itu belum ada Hp jadi nyarinya manual dan Alhamdulillah langsung ketemu
Beliau menanyakan maksud kedatanganku dan aku mengutarakannya kemudian beliau mengatakan bahwa untuk bisa diterima di sini aku harus mengikuti beberapa seleksi yang pertama ujian tulis, ujian lisan dan wawancara oleh Dekan.
Aku kemudian menyetujui permintaan beliau, beberapa seleksi berhasil aku lewati
Pak Bur merupakan sosok yang sangat baik, beliau banyak membantuku dan mempermudah proses kepindahanku bahkan beliau langsung yang jadi wali dosenku terima kasih tak terhingga untuk pak Bur dosen terbaikku.
Seleksi yang paling berat adalah seleksi wawancara, belum ketemu pak Dekan aku sudah gemetaran untungnya waktu itu ada pak Muhsin yang menemaniku memasuki ruangan pak Dekan.
Sempat terjadi adu argumentasi waktu itu ketika pak Dekan menanyakan alasan kepindahanku ke sini beliau tidak percaya kalau aku pindah ke FKIP karena pengen jadi guru karena asal tau aja profesi guru waktu itu bukan profesi yang banyak diminati orang banyak guru yang tidak sejahtera, undang-undang tentang sertifikasi belum ada.
Aku dengan suara tegas menjelaskan ke beliau kalau aku memang benar-benar mau menjadi guru, cita-citaku dari kecil malah.
Singkat cerita wawancara selesai dan tinggal menunggu pengumuman dan Alhamdulillah momen yang ditunggu-tunggu aku berhasil diterima menjadi mahasiswa FKIP Unram program studi kimia dan pak Bur bertindak sebagai wali dosenku.
Menjalani perkuliahan di tempat baru bukan hal yang mudah aku harus beradaptasi lagi dengan teman baru. Jujur suasana perkuliahan antara pertanian dan FKIP bagai bumi dan langit kalau di pertanian lebih santai bahkan kalau dosen 15 menit saja belum datang maka kita akan kabur dan nongkrong di warung-warung atau di taman ngobrol2 sama temen2, dari segi penampilan juga jauh berbeda di sini lebih sederhana lebih sopan dosen gak ada mereka isi kegiatan dengan membaca di dalam kelas.
Tahun pertama kepindahan aku seperti kuliah di dua kampus, kalau tidak ada jam kuliah di FKIP aku akan pergi ke pertanian dan mengikuti perkuliahan di sana begitu seterusnya yang terjadi sampai satu tahunan.
Dulu aku kuliah sambil mengajar privat, pagi sampai siang kuliah sore sampai malam aku ngajar privat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TERSESAT
Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena ...

-
Aruna Senggigi Disinilah kisah itu dimulai Kisah perjumpaan antara kamu dan aku Momen itu mempertemukanku denganmu Aku yang sudah terbiasa ...
-
AKU DAN ANAKKU Ku lipat mukena yang kukenakan sehabis menunaikan sholat isya, aku segera ke kamar mandi sambil...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar