Sabtu, 17 Desember 2022

Sapa Mentari


Langkah kakiku terayun bersama terbitnya sang mentari

Seluruh tubuh berdesah berpeluh penuh keringat membasahi 

Ku daki terjalnya jalan yang menjulang

Seolah enggan dilalui

Ku lalui rimbunan pohon yang selalu menghalangi

Semilir angin pagi membisiki

Mengapa sapamu semakin hilang menepi

Hatiku berkubang rindu tak terselami

Memendam rasa sakit yang sulit kuungkapi

Kau kasih pujaan hati

Namamu sampai kini selalu indah terpatri

Saat alam mengusik hatiku agar kau ku tinggali

Namun raga jiwaku tak sanggup menjalani

Kau laksana embun yang selalu membasahi

Membuat jiwa tenang setiap engkau merengkuh hati

Nafasku sesak serasa menguliti

Membayangkan janji yang serasa ingin kau ingkari

Cintaku begitu besar menguasai diri

Tak sanggup berlari

Walau senja kini bersembunyi

Tetaplah kau di sini menemani

Jiwaku gersang tak terkendali

Jika kau tiada di sisi 


18 Desember 2022

Taman Langit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERSESAT

Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena ...