Minggu, 04 Agustus 2024

TERSESAT

Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena bagaimanapun aku harus beraktivitas di luar rumah Aku mencoba memulihkan kondisiku dengan meluangkan waktu untuk berolah raga. Sama halnya seperti yang aku lakukan hari ini, usai melaksanakan sholat subuh dan mengaji aku bergegas olah raga jalan kaki ke lokasi sawah yang berada tidak terlalu jauh dari tempatku tinggal. Sore harinya aku jalan-jalan ke pantai, aku berfikir siapa tau dengan menikmati indahnya pemandangan laut kepalaku akan terasa fresh lagi. Pantai yang ku kunjungi kali ini lumayan jauh. Aku pulang dari pantai pukul 17.30. Kondisi jalan di sekitar Sekitar Senggigi macet parah karena ada galian besar di sekitar jalan dekat hotel Aruna/depan hotel Mountana. Azan magrib terdengar berkumandang hatiku gelisah karena motor belum bisa bergerak sementara aku belum sholat magrib.
Kurang lebih setengah jam akhirnya motor yang ku tumpangi berhasil melewati jalan, namun baru saja sampai Ampenan di dekat bakso Mas Kardi tiba-tiba motor yang ku kendarai goyang disertai suara letusan. Ternyata ban motorku pecah. Mataku menatap ke sana kemari berharap ada bengkel terdekat yang bisa ku kunjungi. Motor terpaksa ku geret sambil mencari bengkel dan Alhamdulillah tidak terlalu lama berjalan ada bengkel yang buka. saat berjalan ke arah bengkel adek menelfon minta pulang , mendengar suara lucunya aku jadi bersemangat dan bahagia. aku menjelaskan padanya bahwa motorku pecah dan belum bisa pulang. aku kemudian menelfon kakak meminta dia untuk menjemput dan menemani adeknya sementara menunhguku pulang. Sang pemilik bengkel segera memompa banku. Aku menghampiri seraya menanyakan kondisi ban motorku. Ternyata ban motorku bukan pecah lagi tapi ban motornya sudah robek dan harus diganti. Karena ban motor yang digunakan ban turbeles mau gak mau aku harus mempersiapkan uang di atas 200 ribuan. Ku buka tas ku berharap uang yang kubawa cukup. Kondisi jalanan yang gelap membuatku harus menggunakan senter untuk bisa mengetahui jumlah uangku yang tersisa. Ya Allah semoga toko yang jualan ban tubeless di dekat lampu merah buka." Doaku dalam hati". Sambil duduk di pinggir jalan aku menunggu Khabar dari teman ku yang sudah berjanji mau mengecek toko tersebut. 15 menit berlalu gak ada Khabar dan aku berfikir temanku lupa untuk melihat toko tersebut. Aku bingung antara pulang ke Gunungsari dengan kondisi ban pecah atau harus lolos ke daerah Ampenan setelah Kebon Roek untuk mencari ban. Setelah menimbang-nimbang akhirnya aku putuskan untuk menuju toko yang setelah Kebon Roek. Sesampainya di sana aku kaget ternyata harga ban belakang saja yang paling murah 300 ribuan. namun mau gak mau harus beli dan syukurnya bisa bayar via transfer maupun QR bayar. Kurang lebih setengah jam motorku sudah siap untuk digunakan lagi. Arah jalan dari Ampenan Kebun Roek ke Montong lumayan macet aku akhirnya memilih belok kiri. Setelah belok kiri lolos belok kiri lagi, aku merasa berada di daerah Tinggar. Aku mencoba melewati jalan pintas, seingatku dulu pernah diajak lewat di sini menuju daerah Sandik. Perasaanku mulai gak enak karena aku justru memasuki perkampungan. Aku mulai bingung dengan jalan yang ku lewati. Tidak jauh dari tempatku berhenti aku melihat ada ibu-ibu yang sedang mengobrol. Aku menghampiri mereka. Ibu mohon maaf jalan ini tembusnya jalan apa??. "Tanyaku." Mereka menampakkan wajah keheranan. Aku lalu menjelaskan tujuanku kemana. " Saya mau ke arah Udayana Bu". Mereka lalu menjelaskan kemana aku harus berjalan. Ku ikuti petunjuk yang diberikan oleh ibu-ibu tadi, aku belok kiri lagi tapi yang aku temui sepertinya pernah ku lewati tadi yakni jalan Tinggar. Aku lalu belok kanan, namun entah mengapa aku merasa bingung dengan jalan yang kulalui apakah ini efek kurang konsentrasi atau apa aku seperti berada di mana. Aku mencari bundaran Selaparang tapi tak kunjung ku temui, aku bingung dan teringat kembali saat tersesat dulu di Surabaya. Aku melihat ke kiri dan ke kanan dan berharap mengenali daerah ini tapi yang ada aku makin bingung. Aku kemudian bertanya sama bapak-bapak yang sedang menunggu istrinya berbelanja . Permisi pak mohon maaf ini klo lolos tembusannya mana?."tanyaku." Oh ini kalau lolos tembusannya perempatan Ampenan."jawabnya". Oo gitu ." Jawabku bingung". Ibu mau kemana?."tanyanya." Saya mau ke Rembiga pak."jawabku." Oalah ibu harus putar lagi lalu belok kanan nanti ibu akan bertemu dengan bundaran yang ada kapalnya." Ujar bapak itu menjelaskan." Oya pak terima kasih banyak ." Ucapku pamit". Aku kemudian putar balik, dari balik kaca spion aku melihat bapak itu menatapku keheranan." Ada apa denganku kenapa jalan yang biasa aku lalui seperti melewati jalan yang tidak pernah ku kenal. Aku melajukan motorku dengan pelan, Bundaran Selaparang yang kucari tak jua ku temui yang terjadi malah aku di bawa kembali ke toko ban motor tempatku tadi mengganti ban motorku. Ya Allah ya Tuhanku Apakah ini efek cicilan rumah tak kunjung lunas ya 😌😌😌😌🧐🧐

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERSESAT

Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena ...