ARUNA SENGGIGI
Part 3
Suara debur ombak masih
terdengar indah di telinga
Angin yang berhembus
sepoi-sepoi mampu menggoyangkan
pohon kelapa yang berjejer
indah dipinggir pantai
ku hentikan roda dua
yang selama ini selalu setia
menemani setiap perjalananku
Aku berhenti sejenak
menikmati pemandangan indah
didepan mata
Nampak air laut
berwarna nan biru
Gulungan dan hentakan ombak
mendayu-dayu syahdu
Semilir suara burung
sejenak menghanyutkan rasaku
Ku terduduk sejenak di atas
gundukan butiran pasir kecil
Tubuhku seakan enggan beranjak dari sana
Ku lirik jam yang bertengger
indah ditanganku
Sang waktu mengharuskanku
beranjak pergi di sana
Ku langkahkan kakiku
Ke Gedung nan indah itu
Gedung yang persis berada
di depan pantai tempatku terduduk
Aruna Senggigi
Itulah nama gedung itu
ini untuk kesekian kali
aku harus menapakkan
raga dan fikiranku di sana
Berlahan ku beranjak
Ku langkahkan kakiku
Dengan perasaan yang berkecamuk didada
Ku langkahkan kakiku tanpa jeda
Ku tatap ayunannya
yang terlihat semakin lunglai
ku tundukkan kepalaku
Berharap tak ku jumpai wajah itu
wajah yang dulu sanggup
memalingkan dunia nestapaku
Berharap tak ku jumpai senyum manis itu
senyum yang dulu mampu
menembus dinding-dinding
beku hatiku
Berharap tak ku jumpai sapaan
itu sapaan yang dulu pernah
mewarnai hari-hariku
Ku akui ada cinta yang masih
bersemayam di jiwa dan raga
tapi harus kutepis karena iman di dada
Ku akui ada rindu yang
membuncah di hati yang lara
tapi harus ku bunuh
dengan buliran air mata
Semua rasa itu kini terlarang ada
Karena Tuhan mengutuknya
jika masih ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar