Malam ini senin 6 Juni 2022 kembali kuikuti kegiatan kelas belajar menulis PGRI yang sudah memasuki Pertemuan ke-9.
Pelatihan kali ini dibarengi dengan kesibukan mengolah nilai anak-anak yang baru selesai ujian semester genap.
Sambil pelatihan sambil mengoreksi lembar demi lembar kertas jawaban dari anak-anak, kebetulan di sekolahku yang baru ujiannya masih berbasis kertas karena ketidak tersediaan internet di sekolah
Materi kali temanya adalah "Menulis itu Mudah" yang akan disampaikan oleh narasumber Prof. Dr. Ngainun Naim dipimpin oleh seorang Moderator ustaz Dail Ma'ruf.
Seperti biasa pertemuan di awali oleh sapaan hangat dari sang moderator.
Dimulai dengan perkenalan dari moderator yakni pak Dail yang memang sudah tidak asing bagi peserta.
Setelah memperkenalkan diri, pak Dail juga memperkenalkan narasumber yang akan membersamai kami yaitu Prof. Dr. Ngainun Naim.
Acara pertemuan ke-9 ini seperti biasa dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi pertama penyampaian materi dan sesi kedua tanya jawab.
Mengawali sesi pertama, sang moderator memimpin berdoa dengan membaca Surat Alfatihah bagi yang beragama Muslim dan yang non Muslim menyesuaikan.
Selesai berdoa, Dail Ma'ruf sang Moderator kemudian memposting profil Narasumber dalam bentuk file pdf untuk dibaca kurang lebih selama tiga menit oleh para peserta.
Selanjutnya Nara sumber mulai menyapa kami.
Sebagaimana tema malam ini "Menulis Itu Mudah?" Tentu jawabannya bisa ya "Ya atau Tidak". Kedua jawaban itu tergantung prasyaratnya. Jika prasyaratnya terpenuhi maka, menulis itu mudah. Sebaliknya jika prasyaratnya tidak terpenuhi maka, menulis itu sulit.
Adapun prasyarat agar menulis itu mudah sebagai berikut.
Bisa membaca
Semua orang yang ingin menulis memang bisa membaca. Buktinya semua bisa membaca, semua bisa menggunakan FB, Wa, Twitter, Instagram dan lain sebagainya. Kita yakin bahwa kita semua bisa membaca. Namun, membaca sebagai sebuah kebiasaan itu yang harus dibiasakan. Artinya membaca itu dijadikan sebagai budaya. Jadi, bisa dikatakan jika ingin mudah menulis maka, mulai sekarang mari biasakan untuk membaca. Membaca itu tidak perlu lama tetapi, memabaca itu berulangkali. Setiap hari jadwalkan membaca cukup 10-15 menit. Setelah itu buku ditutup dan direnungkan. Jika ada yang dirasa penting, dicatat walaupum hanya satu kalimat. Perlu diperhatikan, mencatat yang dimaksud bukan berarti memindah isi buku yang dibaca tetapi, menulis apa yang kita pahami dari bacaan sesuai dengan versi kita. Sehingga kita punya catatan dari apa yang dibaca. Sebagai contoh membaca satu bagian buku tentang Pembelajaran di Era Pandemi. Setelah membaca, merenungkan isi bagian buku yang dibaca tersebut lalu membuat kesimpulan yang original versi pembaca. Dari kumpulan kesimpulan yang ditulis bisa menjadi modal untuk membuat resensi.
Praktik Menulis
Menulis itu dunia praktik.
Artinya jika ingin menjadi penulis, ya harus menulis. Bagaimana agar bisa menulis? Salah satu caranya adalah mengikuti group menulis. Namun, perlu diingat mengikuti goup menulis itu bukan tujuan tetapi sebagai sebuah sarana. Setiap ada kegiatan apa saja, maka setelah kegiatan itu segera tulis. Jangan berpikir tulisan itu kurang bagus dan sebagainya. Dalam menulis ada momentum. Segera menulis berarti mengikat pengetahuan dan pengalaman. Semakin lama ditulis maka, pengetahuan itu akan hilang. Contoh lain, ketika menjalani sebuah perjalanan ke suatu tempat. Tulislah apa yang dilihat, dirasakan, atupun didengar selama perjalanan tersebut.
Tahu apa yang ditulis.
Menulis kegiatan harian, perjalanan, dan pengalaman itu mudah karena mengalami sendiri dari apa yang dilihat, didengarkan, dan dirasakan.
Nikmati proses menulis.
Apapun kalau dinikmati akan mudah. Sebaliknya kalau tidak dinikmati ya pasti akan terasa berat. Begitu juga dengan menulis. Ketika menulis nikmatilah proses menulis itu. Proses menulis dibawa santai atau enjoy.
Ngemil
Dengan ngemil, ketika menulis akan mendatangkan inspirasi.
Sesi selanjutnya adalah tanya jawab.
Beberapa pertanyaan yang masuk dari para peserta:
P1 : Nama Lengkap : Nur Jannah
Asal daerah : Jakarta
Gelombang : 25
Pertanyaan :
Saya bekerja dari jam 6.00- 16.00, manakah waktu yang paling baik
untuk menulis? Apakah pagi, siang, sore, malam atau saat libur? Supaya
bisa jaga kesehatan juga.
Jawaban :
Baik Bu Nur Jannah. Usahakan bangun barang setengah jam lebih pagi. Saat itu tubuh masih fresh. Setelah ibadah bisa dipakai menulis. Setengah jam itu jika dilakukan secara konsisten sudah sangat bagus. Pagi itu tubuh segar. Kalau malam, tubuh sudah capek.
Biasanya ngantuk. Nulisnya jadi kurang fokus. Ini harus dilakukan setiap hari. Libur atau tidak, tetap nulis. Mungkin awalnya agak berat. Tapi kalau sudah terbiasa, akan enjoy. Selamat mencoba.
P2 :
Nama : Hurrotul mardiyah Serang Banten
Gelombang : 26.
Pertanyaan
Dari 5 syarat itu. Pertanyaan saya : bagaimana Menjadikan menulis itu sebagai habit dan budaya harian?
Jawaban
Bu Hurrotul Mardiyah: dalam teori, semua kebiasaan diawali dengan paksaan. Misalnya, saya fasih menulis dalam bahasa Indonesia karena dipaksa oleh keadaan. Sekarang ini ketika sudah rutin dilakukan ya tidak ada paksaan lagi. Kuncinya awalnya memaksa diri, lama-lama akan terbiasa.
P3 :
Nama : Wiwi Yulistia
Asal : Bandung
Pertanyaan
Jenis tulisan yg ditulis prof Naim tulisan nya jenis apa?
Apakah dialog dlm setiap tulisan harus selalu ada
P4 :
Nama : Rumiati
Asal : MAN Kota Palangka Raya, Gel. 25.
Assalamualaikum Prof. Saya ingin menanyakan yang berkaiyltan dengan persyaratan menulis mudah yabg no. 5 Menulis konsisten. Tidak sekali jadi. Harus menyicil. Bagaimana jika dicicil nanti kalimat kita tidak nyambung lagi dengan ide yg di awal. Kemuadian bagaimana caranya menulis tidak panjang tapi bermakna
Jawaban
Tidak apa-apa. Ini yang belum saya sampaikan. Jadi menulis itu ada satu tahap setelahnya yaitu EDIT. Nanti tulisan yang sudah selesai kita baca, cermati. di situ yang kurang nyambung kita sambung-sambungkan. Awalnya mungkin belum nyambung tapi nantinya akan tersambung. Hanya butuh proses dan kebiasaan saja.
P5 :
Nama: Bu Elmi dari Riau
Apa yang melatar belakangi bapak terjun sebagai penulis.
Di video ini ada sebagian jawabannya. Jadi dulu saya nulis karena miskin. Betul-betul nggak ada duit. Sekolah hampir tidak lulus. Seiring waktu saya menulis sebagai KLANGENAN. Sebagai cara berbahagia karena bisa berbagi pengetahuan kepada orang lain.
P6 :
Sumiati Lombok Barat
Saya sering kesulitan ketika harus menulis sesuatu yang tidak sesuai dengan yang syaa rasakan dan yang syaa alami.
Pertanyaan nya: Bagaimana liat2 agar kita intens menulis walau dalam kondisi apapun. Saya juga sangat kesulitan ketika harus menulis sesuatu yang berbau ilmiah
Mohon ilmunya pak prof
Terima kasih
Jawaban :
Terima kasih Bu Sumiati dari Lobar. Pertama-tama coba kelola rasa. Coba biasakan atau kalau mungkin sukai. Tidak mudah memang tetapi bisa diusahakan. Semuanya memang butuh proses. Demikian juga dengan menulis ilmiah.
P7 :
Assalamualaikum.
Nama : Ahmad Sahudin
Asal : Kab. Lombok Barat
Pertanyaan
Selain lima prasyarat menulis itu mudah, apakah ada syarat agar kita konsisten dalam menulis. Kedua setiap kali saya menulis saya merasa kurang percaya diri dengan tulisan saya. Bagaimana mengatasi rasa minder yang saya alami sehingga saya lebih bergairah dalam menulis? Terima kasih Prof. wassalam
Demikian resume materi pelatihan menulis pada pertemuan ke-9 ini yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin
Jawaban
P8
Nama Lengkap : Oktavia Hadianingsih
Asal daerah : Palangka Raya
Gelombang : 25
Pertanyaan
terkait menulis itu tidak harus sekali jadi, apa malah tidak jadi bumerang? Jadi kehilangan momentum atau mood? Bagaimana menyiasatinya?
Jawaban:
P9 : Assalamualaikum. Selamat malam Bapak Ngainun. Membaca profil Bapak saya bangga berkenalan dengan narasumber yang memiliki berjuta prestasi dansegunung literasi . Saya tidak bisa sekejap membacanya. Luar biasa Bapak, berbagi ilmu dan pengalamannya.
P10
Perkenalkan, Maria_SMPN 25 Jakarta_Gel ke25
Izin bertanya.Pak.
Bagaimana memanfaatkan waktu menulis selesai melakukan kegiatan sedangkan ada situasi yang meng-cut untuk kegiatan lain. Mohon berbagi strategi Pak.
Bagaimana memudahkan ide tulisan mengalir dengan baik sehingga selesai paragragf demi paragraph terutama dalam genre opini/ ilmiah.
P11
Saya Sim Chung wei, Jakarta BM26
Pertanyaan
Jika kita menulis sedikit demi sedikit dan ter jeda waktu yg cukup lama. Apakah tidak mempengaruhi gaya bahasa kita?
Terima kasih
Jawaban
P12
Assalamualaikum
Saya Een dari Balikpapan Kaltim.
Hasil tulisan dikatakan baik dan menarik itu bagaimana.
P12
Assalaamualaikum wr.wb saya
St.Alkhoriyah dari Kebumen.
Membaca beberapa tulisan bapak jadi tertatik membaca pingin komentar dan bahagia.saya sudah komen pak
Pertanyaan saya
Bagaimana caranya untuk bisa menilis kembali pengalaman harian yang tertulis di dalam buku harian atau ingatan tentang perisyiwa mendalam menjadi sebuah tuliaan yang menarik seperti tulisan bapak prof.
Bagaimana cara membaginya dalam judul tulisan. Karena peristiwanyq kan macem mac pak. Setiap hari beda beda.
🌹🌹🌹🌹❤️❤️❤️🌹🌹🌹
Menulis Itu Mudah
Kuncinya kita yang membuatnya mudah
Mari menulis
Jangan hanya berpikir
❤️❤️❤️🌹🌹🌹💜💜💜
Bagus Bu resumenya. Lanjutkan berkarya, dan tetap semangat!
BalasHapus*List nama peserta event cerpen tema PERJUANGAN*
BalasHapus1. PakDSus (Susanto) "Kayla"
2.
3.
4.
5.
6.
*SILAHKAN DI ISI YAH KAKAK-KAKAK* 🤗😇
Mantap
BalasHapus