Jumat, 07 April 2023
Aku hanya menunduk lesu, rasa penyesalan menjalar ke seluruh tubuhku. bagaimana tidak ini untuk kesekian kalinya aku membeli lauk yang harganya tidak sesuai dengan rasa. Hampir seminggu ini pengeluaranku membengkak hanya untuk membeli makanan untuk berbuka. Aku sendiri bingung mengatur pengeluaranku, harga kebtutuhan pokok yang sangat melambung tinggi cukup menguras tabunganku, kondisi bisnis yang juga sepi turut membuat hidupku terasa dihadapai paceklik.
Lalu ada pertanyaan, kan kamu seorang PNS apa ia gaji PNS tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-harimu?
itu pertanyaan berulang yang selalu kudengar setiap kali ada yang mau pinjam uang lalu aku mengatakan aku tidak punya uang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari juga susah.
Aku memang seorang PNS, gaji yang kuterima menurut logika memang besar yakni Rp. 3.878.000, namun jika ditelusuri berapa yang tersisa setelah potong setoran sana-sini mungkin gajiku yang kembali jauh lebih kecil dari gaji seorang ART.
mohon maaf ini tidak bermaksud tidak bersyukur ya aku hanya menceritakan realita yang ada biar teman-teman yang mungkin mau meminjam uang tapi tidak bisa kutolong bisa mengerti dan memahami kondisiku.
Gajiku Rp.3.788.000
Setoran rumah Rp. 1.650.000
Jatah anak sulung Rp.40.000*30 = Rp. 1.200.000
Arisan sekolah Rp. 100.000
Arisan sekolah lama Rp. 200.000
arisan kompleks Rp. 160.000
Bayar sepupu jaga anak Rp. 400.000
Bayar wifi Rp. 125.000
Listrik Rp. 100.000
jatah yang kecil Rp. 700.000
Kalau dihitung-hitung bahkan mines pemasukan kalau dilihat dari gaji perbulannya.
Tapi kan guru enak ada tunjangan sertifikasinya."Timpal salah satu bidan yang selalu tiap ketemu denganku mengatakan hal yang sama. "jadi guru enak ya kerjaannya santai tapi setiap bulan ada tunjangan sertifikasi.
Setiap kali dia komentar seperti itu aku selalu dengan lembut mengatakan bahwa tidak semua guru sudah bersertifikasi dan aku juga menjelaskan kalau aku saat ini juga belum sertifikasi (alhamdulillah 2022 lulus UP walaupun sampai saat ini dapodik belum jua valid).
Namun komentar berulang selalu terlontar setiap kali bersua dengannya.
Aku selalu mengatakan padanya bahwa profesi guru itu bukanlah profesi yang mudah.
Aku mengibaratkan"Jika seorang dokter salah mendiagnosa atau memberi obat maka yang akan merasakan dampaknya adalah hanya pasien yang di diagnosa, lain halnya dengan guru jika salah dalam menyampaikan suatu konsep atau ilmu maka akan ada beberapa generasi yang akan terkena dampaknya.
Profesi seorang guru bukanlah profesi yang mudah sepertinya terbukti ketika corona melanda negeri ini di mana saat itu untuk mengurangi penyebaran virus dengan terpaksa pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh alias pembelajaran dilakukan di rumah.
Peristiwa ini mampu memberikan pembelajaran pada orang tua siswa betapa repotnya mereka ketika harus mengajarkan anaknya sendiri di rumah walaupun yang diajarkan adalah hanya anak sendiri. Lalu bagaimana dengan guru yang harus mengajar dan mendidik ratusan bahkan ribuan anak??
Makanya jangan pernah anggap remeh setiap profesi yang dijalankan orang lain, setiap profesi ada tanggung jawab dan tingkat kesulitan dan kemudahan masing-masing.
Ketika melihat tukang bangunan yang berpanas-panasan mungkin kita akan berkomentar. ya Allah kok bisa ya berpanas-panasan ngangkut pasir ngangkut bata, tapi kita gak tau dari atas atap sana dia juga mungkin memperhatikan bagaimana dia terheran-heran melihat kita seorang guru yang mampu mengajari puluhan bahkan ratusan anak.
Kembali ke topik sebelumnya, intinya hidup ini harus dijalani dengan ikhlas dan penuh rasa syukur karena rezki itu Allah sudah atur, tidak perlu risau atas sesuatu yang belum terjadi.
Jadilah guru yang mampu mencetak generasi bangsa, jalankanlah profesimu dengan maksimal dan dengan sebaik-baiknya agar gaji yang kau dapatkan dari profesimu berkah berapapun jumlahnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TERSESAT
Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena ...

-
Aruna Senggigi Disinilah kisah itu dimulai Kisah perjumpaan antara kamu dan aku Momen itu mempertemukanku denganmu Aku yang sudah terbiasa ...
-
AKU DAN ANAKKU Ku lipat mukena yang kukenakan sehabis menunaikan sholat isya, aku segera ke kamar mandi sambil...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar