KURANGKUL
KAU DENGAN HATIKU
Wajahku tertunduk lemas,
tubuh mungil ini ku hempaskan diatas bangku yang tidak jauh dari taman literasi
sekolah, tanganku masih memegang lemas lembaran kertas yang didalamnya
berisi SK pembagian tugas..
Sementara itu awan masih bergelayut manja
di atas cakrawala, Dia melambai-lambai seperti tengah memberikan semangat
padaku.
Namaku Sumiati S.Pd, aku biasa dipanggil
Bu Umi, aku mengajar di SMAN 1 Gunungsari sebuah sekolah negeri yang ada di
wilayah pulau Lombok tepatnya di daerah Gunungsari Lombok Barat. Aku merupakan
sarjana kimia, aku ditugaskan disini sekitar tiga tahun yang lalu, sebelumnya
aku bertugas di SMA yang wilayahnya masih sama yakni Lombok Barat hanya berbeda
kecamatan. Hari ini aku dibagikan surat tugas mengajar oleh pihak sekolah,
hampir setiap tahun ajaran baru aku selalu penasaran dan menunggu dengan hati
berdebar-debar SK Pembagian tugas yang dibagikan oleh Waka Kurikulum. Yah...mau
bagaimana lagi di tempatku bertugas guru yang memegang mata pelajaran yang sama
denganku jumlahnya berlebih dan semuanya sudah sertifikasi, aku yang sudah
puluhan tahun mengabdi sebagai seorang pendidik sampai saat ini belum
mendapatkan panggilan PPG walaupun sudah mengikuti test beberapa kali.
Aku membuka kembali lembaran demi lembaran
kertas ini, aku berusaha mencari namaku diantara beberapa deretan nama
teman-teman guru yang lain. Setelah namaku terpampang nyata dimata, ku teliti
jam mengajar kimiaku, aku kembali mendesah kecewa, ini untuk kesekian kali aku
menelan pahit ludahku.
Aku hanya mengajar kimia sejumlah 4 jam
dan itupun lintas minat di kelas bahasa, selebihnya 20 jam mengajar mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
Kembali rasa itu menyapaku, sebuah rasa
diperlakukan tidak adil dan diskriminatif tapi sama seperti tahun-tahun
sebelumnya aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Bukan tanpa alasan aku terduduk lemas
mengetahui aku harus mengajar selain bidang yang aku miliki, selain merasa
kurang maksimal, mengajar prakarya dan kewirausahaan membutuhkan keterampilan
yang tinggi tetapi lumayan bisa kuatasi namun yang jadi masalah adalah mengajar
kimia di kelas Bahasa bukanlah perkara yang mudah, rasa ketertarikan mereka
terhadap pelajaran sains bukan rahasia lagi amatlah kurang, bahkan tidak ada
mereka sudah terlanjur menganggap pelajaran sains sebagai pelajaran yang sulit
dan membosankan.
Hari yang dinantipun
tiba, Pagi itu aku memutuskan ke sekolah pagi-pagi sekali, sejuknya udara pagi
terasa membelai lembut kulitku, kuhirup udara segar itu ada rasa kesejukan kurasa
rasa, ikhlas menerima keputusan sudah mulai meresapi jiwaku. Suasana sekolah
masih terlihat sepi, hanya satpam yang sudah berdiri dipinggir jalam bersiap
untuk menyambut semua warga sekolah yang kan datang.
Pagi pak Satpam"sapaku pagi
itu."
Pagi juga bu."Balasnya".
Aku segera bergegas ke ruang guru untuk
mempersiapkan segala keperluan mengajar, aku tidak mau ada satu yang terlewati.
Aku berdoa semoga pertemuan pertama ini mampu menciptakan kesan menyenangkan
untuk mereka.
Pukul 07.30 bel tanda masuk
berdentang indah, kulangkahkan kakiku menuju kelas Bahasa, sambil mengucap
Bismillah ku masuki ruangan itu.
Assalaamualaikum anak-anak."sapaku
ramah."
Waalaikum salaam."jawab salah seorang
siswa yang dikemudian hari kuketahui bernama Tania."
Aku berusaha menyapa lagi
Assalaamualaikum anak-anak." Sapaku
setengah berteriak."Namun tetap saja tidak ada tanggapan dari mereka
kecuali Tania.
ada gemuruh emosi yang mencoba muncul di
dalam dada, tapi segera ku coba tepis.
Mereka asyik dengan kegiatan mereka sendiri,
ada yang ngobrol, ada yang nyoret-nyoret kertas ada juga yang bernyanyi. Mereka
sama sekali tak menganggap kehadiranku.
Aku hanya mengucap istigfar melihat
kelakuan mereka.
Astagfirullah tahan Umi,sabar."kataku
menguatkan diri sambil mengelus dadaku sendiri.”
Dua jam terasa seharian penuh berada di
kelas ini, aku hanya menatap kelakuan-kelakuan mereka, rasa amarah semakin
bergemuruh didada, emosiku sudah tidak terkendalikan lagi, ku gebrak meja sambal
setengah berteriak aku menyuruh mereka diam. Sejenak suasana langsung hening
tidak ada satupun dari mereka bersuara.
Ibu tanya perbuatan kalian sudah benar
tidak?"kataku marah."
Maaf bu kami mengambil jurusan Bahasa
tujuannya supaya terhindar dari pelajaran-pelajaran IPA tapi kenapa kami
dipaksa untuk belajar IPA, kimia lagi."celetuk salah satu anak."
Aku terkaget-kaget dengan keberanian dan
kata-kata mereka, walaupun dalam hati aku sedikit membenarkan apa yang
diucapkannya, namun aku berusaha menjelaskan bahwa semua ilmu pengetahuan itu
bermamfaat dan wajib dipelajari. Belum sempat panjang lebar ku menjelaskan bel
pergantian jam sudah berdentang, aku lalu mengakhiri pertemuan dengan
mengucapkan salam.
Aku meninggalkan kelas dengan perasaan
yang berkecamuk,rasa tidak dihargai,rasa tidak puas,rasa sedih marah semua
bercampur aduk menjadi satu.
Hari itu aku langsung
menuju ruang TIK, entahlah aku sengaja kesana untuk menenangkan fikiran, disana
ruangannya memang sepi. Sesampainya disana ternyata ada bu Ati yang sedang asyik
menyelesaikan pekerjaannya, tampak juga sang bocah-bocah menggemaskan Hasna,
Hanna dan Hamdan asyik bermain dan menonton youtobe.
Hai, Apa khabar habis ngajar di kelas
berapa?"Sapanya hangat."
ni di kelas Bahasa."jawabku
singkat."
Kok keliatan lesu?"tanyanya
lagi."
Aku lalu menceritakan masalah yang tadi
aku alami.
Bu Ati hanya manggut-manggut dan berusaha
menguatkan.
Hari itu awan nampak mulai menggulung,
kabut mulai menebal, sesekali terdengar suara gemuruh petir menyambar sang
cakrawala nan indah. Rintik-rintik hujan sepertinya mulai tertarik untuk
membasahi bumi, aku segera mempercepat langkahku menuju parkiran, si bungsu
belum ku jemput di sekolahnya, karena hari ini aku mengajar sampai jam
terakhir.
butuh waktu 15 menit untuk sampai di
sekolahnya, alhamdulillah sang hujan belum mengeluarkan semua semburannya,
suasana masih gerimis-gerimis kecil.
Mama."sahut anakku begitu melihatku
datang."
Hallo sayang, maaf ya mama agak telat
jemputnya mama baru selesai mengajar."kataku menjelaskan"
Gak apa-apa Ma kan ada bu guru yang
menjaga Afha."Kata anakku polos."
Setelah berpamitan dan mengucapkan terima
kasih pada ibu bapak gurunya aku segera pulang, aku khawatir hujan semakin
deras.
Sesampainya aku di depan rumah hujan sudah
mulai turun dengan derasnya, kumasuki motorku segera ku buka sepatu dan menaruh
tas, tidak lupa aku mengingatkan anakku untuk segera sholat zohor, Setelah
berwudu' aku kemudian mendirikan sholat.
Adik ayo tidur ."Pintaku pada
anakku."
Afha mau maen ke rumah Bibi As dulu
ya."pintanya memelas."
Ya dah tapi jangan pulang malam, minta
kakak yang antar kesana ya."kataku."
ya Ma."Jawabnya."
kak… antar adikmu sana."perintahku
pada si sulung."
ya Ma bentar Aditya mau pipis dulu.
Setelah keduanya pergi aku lalu merebahkan
tubuhku diatas ranjang, Bayangan kejadian tadi mulai menari-nari dibenakku. Aku
mulai berfikir strategi pembelajaran apa yang akan aku terapkan untuk mengatasi
masalah yang tengah kuhadapi dengan murid-muridku yang tidak punya minat
terhadap pembelajaran yang aku ajarkan.
Aku mulai berselancar di dunia maya,
berbagai model pembelajaran ku baca aku akhirnya menyusun beberapa draft strategi
yang akan aku terapkan dalam mengajarkan pembelajaran kimia untuk kelas Jurusan
Bahasa.
Hal pertama yang aku lakukan adalah
berusaha memasuki dunia mereka, aku yang memiliki kepribadian supel dan mudah
bergaul tanpa kesulitan yang berarti berhasil berbaur dengan mereka, Sambil
berbaur aku pelajari masing-masing karakteristik, minat, hobi, bakat-bakat
serta gaya belajar yang ada dalam diri mereka. Setelah beberepa lama kemudian,
aku kemudian membuat draft dan mengelompokkan mereka sesuai dengan yang sudah
kusebutkan, langkah selanjutnya adalah aku meminta mereka untuk bercerita di
depan kelas tentang kegiatan yang mereka lakukan hari itu dari mulai bangun
tidur kemudian hal-hal yang berkaitan dengan kimia aku meminta mereka untuk
menggaris bawahi kemudian mencatatnya disebuah kertas. Untuk siswa yang senang
menggambar dan membuat puisi atau tulisan aku menugaskan mereka untuk membuat
karya yang berkaitan dengan dunia kimia. Pertemuan berikutnya aku menugaskan
mereka untuk membuat drama dimana di dalam drama tersebut tema ceritanya harus
ada hal-hal yang berhubungan dengan mata pelajaran kimia., hampir semua
kegiatan pembelajaran aku sesuiakan dengan minat, bakat dan gaya belajar
mereka. Sementara untuk kegiatan praktikum aku mencari tema-tema praktikum yang
sangat familiar di telinga mereka serta judul-judul praktikum yang unik,
misalnya merica berdansa, telur yang mengapung, surat rahasia, tulisan yang muncul tiba-tiba serta beberapa kegiatan praktikum
yang lain. Kegiatan praktikumpun dilakukan di alam terbuka bahkan beberapa kali
aku mengajak mereka melaksanakan praktikum di pantai bahkan di halaman belakang
sekolah.
Untuk sumber belajar
selain buku paket dan video-video pembelajaran, aku membuatkan LKS yang kususun
sendiri, LKS yang disusun dibuat sangat menarik disertai beberapa gambar yang
mampu menarik perhatian mereka, Bahasa yang digunakan juga Bahasa yang mudah
difahami.
Beberapa bulan kemudian strategi yang kugunakan
perlahan-lahan mulai menampakkan hasilnya, rata-rata anak yang tadinya kurang
menyukai mata pelajaran kimia mulai menyukai pelajaran ini, bahkan sering
ketika jam pelajaran sudah selesai mereka melarangku untuk keluar kelas,
antusiasme mereka setiap aku memasuki kelas sikap dan sambutan mereka juga
berubah 180 derajat, dan aku sangat mensyukuri itu.
Malam itu tiba-tiba aku terbangun,
sepertinya tadi aku mimpi buruk, aku segera ke kamar mandi untuk berwudu’.
Terdengar suara jangkrik bersahut-sahutan, ku gelarkan sajadah panjangku, aku
bersimpuh menghadap sang Ilahi Robbi, dalam sujud panjangku ku panjatkan doa
untuk anak-anakku, keluargaku dan juga semua murid-muridku.
Khusus untuk muridku di kelas Bahasa,
kalian memang tercipta dengan kodrat dan zaman yang berbeda-beda, tugasku
sebagai seorang pendidik hanyalah menuntun kalian agar menjadi manusia yang
sukses dan bahagia di masa yang akan datang . Didalam menuntun kalian tentunya
membutuhkan strategi-strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran yang ingin
diwujudkan tercapai. Aku bersyukur strategi dan pendekatan-pendekatan yang aku
lakukan sudah mulai menampakkan hasilnya, aku sangat berharap ini semua akan
diikuti oleh nilai dan prestasi kalian yang semakin meningkat khususnya dalam
mata pelajaran kimia. Ada satu hal terpenting juga yang harus kita miliki
sebagai seorang pendidik yakni “Rangkullah
anak didikmu dengan hati, niscaya mereka juga akan menerimamu dengan hati”.