Jumat, 13 Januari 2023

Mengubah Perangai tidak Terpujimu itulah Tujuanku

 

Aku hanya bisa menatap nanar ketika pertama kali mengunjungi sekolah yang akan aku tempati sebagai tempat mengajar yang baru.

Terhitung mulai hari ini aku mendapatkan SK mutasi dari sekolah sebelumnya, karena beberapa faktor aku memang harus pindah dari sekolah yang lama.

Pagi ini cuaca nampak mendung, sinar mentari pun belum mau menampakkan dirinya angin dingin sepoi-sepoi menyapa tubuh mungilku dinginnya terasa menusuk sendi-sendi tulangku

Aku menggigil kedinginan ku rekatkan tanganku agar rasa dingin itu sedikit berkurang.

Sekitar setengah jam perjalanan sampailah aku di sekolah

Sekolah ini terletak di pinggiran kota, Hanya nampak empat bangunan yang berdiri di sana aku mencoba bertanya di mana lokasi ruang guru pada seseorang yang kebetulan berpapasan denganku tapi jawaban yang aku dapatkan sedikit menyesakkan ternyata ruang guru tidak ada, karena keterbatasan ruangan, ruang guru dan ruang TU menjadi satu bahkan beberapa kali ruang guru dan TU digunakan oleh anak untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Aku hanya mengelus dada menerima kenyataan ini, kondisi ini tentu berbeda 180 derajat dengan kondisi sekolahku sebelumnya.

Bangunan sekolah yang megah dengan segala fasilitas yang ada, teman dan rekan sejawat yang sudah seperti keluarga membuatku tidak mudah menerima kondisi ini.

Hatiku berontak bahkan seringkali air mataku menangis memprotes kepada Tuhan mengapa kenyataan ini menimpa hidupku.

Waktu berjalan dengan begitu cepatnya, walaupun kondisi ini membuatku kurang nyaman karena harus beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru tapi untuk tugas mengajar aku tetap bersikap profesional apa yang aku lakukan di sekolah lama tidak ada bedanya dengan sekolah yang baru bahkan di sini aku harus lebih kreatif dalam pembelajaran karena kondisi dan karakteristik siswa yang sedikit berbeda dengan siswaku sebelumnya.

Waktu ternyata mampu mengubah kondisi hatiku, aku berusaha berdamai dengan keadaan yang kualami, jalan satu-satunya yang harus dilakukan agar hati menjadi tenang dan bahagia adalah senantiasa selalu bersyukur dengan ketetapan yang Allah berikan walau bagaimanapun kondisinya.

Ki Hajar mengibaratkan sawah itu ibarat sekolah, guru adalah petani dan murid adalah benih. Aku merasa fase yang kurasakan saat ini adalah aku memiliki sawah yang tandus dan bibit yang kurang unggul, namun aku sebagai guru yang diibaratkan seperti petani bertekad dan berusaha untuk memelihara dan memupuk sawah ini dan menyemai bibit-bibit yang ada dengan sebaik-baiknya agar mereka dapat tumbuh dengan subur sehingga menghasilkan tanaman yang berkualitas dan unggul.

Hari ini aku tidak ada jam mengajar, seperti biasa kalau tidak ada jam mengajar aku akan duduk santai di berugak sambil memandangi tingkah laku beberapa anak yang lalu lalang berkeliaran di luar kelas karena ada jam kosong, biasanya hal ini dikarenakan guru yang berhalangan hadir tidak memberikan tugas atau bahkan memang kondisi anak tersebut yang susah diatur.

Baru saja aku mau membuka layar hpku tiba-tiba tiga orang siswa mendekati tempat dudukku.

Hai ibu, ibu guru baru ya di sini."tanya mereka."

Ya nak ibu baru sebulan di sini."jawabku."

Kalian kelas berapa?."tanyaku."

Kelas X IPS Bu." Jawab mereka hampir serentak."

Nama kamu siapa."tanyaku kembali.”

Namaku Gentar, yang ini Alit sama Rama Bu."jawab salah satu anak yang ternyata bernama Gentar".

Mereka lalu bermain-main di depanku, suara mereka yang ribut cukup menggangguku

Bahkan beberapa kali mereka bertingkah menjengkelkan untuk menarik perhatianku.

Nak gak boleh begitu kurang sopan." Tegurku halus."

Hai Tegar kamu jangan begitu ibu marah itu." Tegur salah satu dari mereka.

Ya Ibu maaf." Jawab Tegar sambil mendekati dan mulai duduk di sebelahku."

Ibu sudah berapa lama menjadi guru."tanyanya tiba-tiba."

Ibu udah menjalani profesi sebagai seorang pendidik hampir 12 tahun nak."jawabku".

Wah hebat ibu udah lama sekali."jawabnya menimpali."

Kenapa nanya seperti itu nak ."tanyaku lagi."

Enggak ada Bu, Tegar hanya pengen tau aja.

Oya Bu dulu saya punya guru SD baik sekali."ujarnya tiba-tiba."

Dulu Tegar kan gak punya ayah saat Tegar masih kecil jadi kalau mau beli baju itu susah.

Omongan Tegar mulai menarik perhatianku, aku mulai konsentrasi mendengar ceritanya, aku baru ingat beberapa saat yang lalu ketika rapat sedang berlangsung ada anak bernama Tegar disebut-sebut suka membuat masalah di kelas dan jarang masuk.

Ternyata ini anaknya.

Oya Tegar gimana, maksud kamu ayahmu sudah meninggal?." Tanyaku sambil memandangi wajahnya dengan penuh perhatian."

Ya Bu ayah saya meninggal pada saat saya masih duduk di bangku kelas IV SD, ayah saya di begal saat perjalanan pulang mengambil uang dari bank.

Uang itu sendiri merupakan uang hasil penjualan tanah paman saya Bu.

Leher kepala ayah saya waktu itu hampir putus akibat tebasan senjata tajam para pembegal itu.

Nampak mata Tegar mulai berkaca-kaca ketika mulai menceritakan peristiwa kelam masa kecilnya, sementara aku semakin berkonsentrasi dan mulai terbawa perasaan mendengar kisah hidupnya.

Saat itu ayah masih bisa bertahan hidup dan sempat di bawa ke rumah sakit, namun baru dua hari dirawat di rumah sakit nyawa ayah saya tidak bisa tertolong lagi. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di saat saya masih membutuhkan kasih sayangnya,

Mendapati musibah seperti itu ibu saya syok Bu, berbulan-bulan dia mengurung diri dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya berjualan kue buatan tetangga dengan keuntungan tidak seberapa.

Saya ingat Bu saat saya SD kelas VI baju saya sudah tidak layak pakai Bu dan ada seorang guru yang membelikan saya pakaian seragam dan pakaian buat bermain saya sangat senang waktu itu.

Sekarang ibumu di mana nak."tanyaku."

Ibu sekarang sudah menikah dan tinggal bersama suami barunya dan saya sekarang tinggal sama nenek saya yang sudah renta, saya kadang gak bisa masuk sekolah karena harus kerja bu kalau saya gak kerja maka saya dan nenek saya gak makan, sebenarnya saya ingin seperti anak-anak yang lain masuk dan belajar setiap hari tanpa harus memikirkan kebutuhan hidup tapi apa daya kondisi saya yang mengharuskan saya bekerja dengan waktu yang tidak tentu membuat saya kadang terpaksa beberapa kali tidak masuk.

Dia mulai menunduk, aku liat matanya mulai memerah menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Aku kemudian menghampirinya, ada rasa sesak juga dalam hatiku ketika harus menyadari di usia semuda ini dia harus menanggung beban hidup yang tidak mudah.

Tegar apapun kondisi yang kamu alami saat ini jangan pernah membuat semangat belajarmu hilang ya, jadikan semua sebagai motivasi agar kamu lebih giat lagi dalam belajar dan berdoa agar masa depanmu bisa lebih baik lagi.

Jalani setiap proses yang ada, semua kejadian yang menimpa hidup kita pasti akan ada hikmahnya.

Aku berusaha menasehati sambil ku tepuk-tepuk pundaknya.

Ya bu, terima kasih ibu mau mendengarkan kisah saya.

Ya nak, sekarang ajak temanmu masuk kelas kembali gak boleh berkeliaran di luar kelas pada saat jam pembelajaran berlangsung.

Ya bu kalau begitu kami balik ke kelas ya.’’Ujar mereka bertiga hampir serentak.”

            Detik demi detik berlalu, haripun berganti bulan pun bergantian mengikis waktu yang senantiasa beranjak tanpa mampu kutahan untuk berlalu, tidak terasa hampir satu tahun aku mengajar di sini berlahan dan pasti aku mulai memahami karakter sebagian  besar siswa yang ada di sini.

Ada beberapa hal yang membuatku tidak tenang dan menjadi beban fikiranku selama ini salah satunya adalah kebiasaan sebagian besar anak-anak mengeluarkan kata-kata kotor dan bersikap kurang sopan terhadap guru, fenomena ini banyak kutemukan di kelas X, kelas XI IPS dan XII IPS. Kata-kata kotor sepertinya bukan hal yang tabu keluar dari mulut mereka walau itu di depan guru sekalipun.

Membuat gaduh di dalam kelas, tidak mengumpulkan tugas serta jarang masuk sekolah tanpa keterangan juga menjadi PR besar bagi kami para guru yang ada di sekolah. Berbagai usaha dilakukan agar perilaku-perilaku kurang terpuji ini bisa teratasi. Jika ditelisik lebih lanjut factor lingkungan keluarga merupakan factor yang sangat mempengaruhi perilaku anak-anak di sekolah, hampir 85% anak yang bersekolah di sini merupakan anak yang broken home.

Ibu saya izin lagi hari ini tidak bisa ke sekolah tidak ada yang mau mengantar saya. Ini adalah chat yang kesekian kali dari Dewi Sartika salah satu siswa binaanku.

Selama ini siapa yang biasa mengantarmu ke sekolah?.”tanyaku.”

Paman bu, tapi sekarang paman saya gak bisa mengantar lagi karena pagi-pagi sekali dia sudah di pasar.”jawab Dewi.”

Bapak ibumu mana?”tanyaku lagi.”

Ibu bapak saya sudah bercerai bu, sekarang ibu saya pergi ke NTT sementara bapak saya gak mau mengurus saya, saya tinggal bersama nenek.

Bu hari ini Gumelar masuk gak?

Tiba-tiba ada chat lagi yang masuk ternyata itu adalah chat dari kakak salah seorang siswa binaanku.

Gumelar sudah tidak masuk tiga hari berturut-turut bu setelah saya tanya alasannya ternyata dia terlambat bangun karena tidak ada yang membangunkan.

Ya bu saya atas nama kakak Gumelar meminta maaf, Gumelar kurang perhatian ibunya sudah meninggal sementara bapaknya pagi-pagi buta sudah ke pasar untuk bekerja menjadi tukang parkir.

            Suatu hari saat jam keluar main aku sengaja tidak memamfaatkan jam keluar main untuk istirahat karena setelah bel masuk jam mengajarku masih berlanjut di sini aku merasa enggan untuk beranjak dan memilih bercengkrama dengan anak-anak yang kebetulan tidak mau ke luar kelas untuk bermain.

Ada Nabil, Yudha, Dian, Lista yang Nampak asyik bercanda di depanku. Hanya Yudha yang terus-menerus menatapku tanpa henti.

Yudha kenapa menatap ibu seperti itu.”tanyaku.”

A a anu bu.”Jawab Yudha terbata-bata karena kaget.”

Anu bu kalua melihat ibu saya seperti melihat ibu saya.”jawabnya.”

Wah masa? Emang ibu mirip ya? Tanyaku

Ya bu mirip sekali. Jawabnya

Ibu jadi penasaran pengen ketemu ibu kamu, masa sih ibu ada kembaran. “Jawabku bercanda”

Ibu saya sudah meninggal bu dari saya masih kelas dua SMP.”Jawab Yudha tertunduk.”

Innalillahi wainnailahi Rojiuun, Ibu minta maaf ya ibu tidak tahu. Tiba-tiba rasa terharu menyelimuti sukmaku.

Kalau bapakmu bagaimana?

Bapak masih ada bu.”jawabnya.”

Bapakmu udah nikah lagi.”belum bu.”

Lalu yang mengurus kamu dan adik-adikmu di saat bapakmu bekerja siapa?.Tanyaku.”

Gak ada bu.”jawabnya.”

Anggi, Devina, Yogi, Aditya, Kadek, Farel, Maya dan beberapa siswa binaanku yang lain merupakan anak yang broken home juga. Perilaku-perilaku yang kurang terpuji sedikit tidak terbentuk dari kondisi keluarga, kurang perhatian dan pengaruh lingkungan tempat mereka tinggal.

Langkah selanjutnya yang kulakukan untuk mengatasi hal ini adalah menemui guru agama dan menawarkan kolaborasi untuk membuat program terkait bagaimana mengatasi perilaku anak yang sudah memprihatinkan terutama yang berkaitan dengan seringnya sebagian anak mengeluarkan kata-kata kotor di depan umum dan keterbatasan kemampuan beberapa anak dalam menguasai teknik membaca alqur’an. Program ini aku namakan “Bengkel akhlak dan Klinik Alqur’an” nama ini sendiri keluar setelah aku dan guru agama yang bernama pak Rahmat berdiskusi beberapa kali.

Fokus dari program ini adalah pembentukan dan perbaikan akhlak siswa, dalam program bengkel akhlak anak-anak yang sering mengeluarkan kata-kata kotor akan dibina dua kali dalam seminggu yakni hari senin setelah upacara bendera dan hari jumat setelah kegiatan imtaq.

Model pembinaannya adalah dengan membiasakan anak mengeluarkan kata-kata baik, aku yakin kata-kata kotor yang sering keluar dari mulut mereka tanpa peduli dengan siapa mereka berhadapan adalah akibat dari kebiasaan yang mereka lakukan di sekolah, oleh sebab itu kami berupaya mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan tersebut dengan pembiasaan. Untuk yang beragama muslim model pembinaannya adalah secara serentak mereka melafazkan istigfar selama 55 kali dan bersholawat, kegiatan ini berlangsung selama 15 menit dan untuk yang beragama Hindu menyesuaikan dan dibimbing juga oleh guru agama Hindu. Selain pembiasaan melafazkan kata-kata baik, model pembinaan yang lain untuk yang muslim adalah melaksanakan kegiatan sholat berjamaah bersama di jam siang dan sholat sunat Duha setelah imtaq.

Sementara untuk program lain yakni bengkel alqur’an model pembinaannya adalah mengelompokkan anak menjadi tiga kategori yaitu anak yang belum bisa membaca alqur’an, anak yang bisa membaca alqur’an tapi belum lancar dan anak yang sudah mahir membaca alqur’an. Model pelaksanaannya pun menggunakan tutor sebaya, selain melibatkan guru agama dalam program ini wali kelas juga dilibatkan.

Untuk anak yang sudah mahir membaca alqur’an bertugas membimbing teman-teman mereka yang belum bisa dan yang belum lancar membaca alquran sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru berdasarkan kriteria yanga ada. Wali kelas juga bisa berperan aktif dalam kegiatan ini dengan cara ikut memantau perkembangan capaian dari setiap anak.

Kegiatan ini sampai saat ini masih berlangsung dan memberikan dampak yang sangat positif dalam memperbaiki perilaku anak.

            Selain program yang fokus pada pembentukan karakter aku juga menyusun program literasi dengan memamfaatkan media blog, model kegiatannya adalah setiap jam ke 0 selama 30 menit anak-anak mengadakan kegiatan literasi, 10 menit membaca alqur’an dan 20 menit sisanya adalah melaksanakan kegiatan literasi bahan bacaan. Model kegiatannya adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok anggotanya berjumlah tiga orang yang terdiri dari siswa A, siswa B dan siswa C. Pada malam hari aku selaku guru mengirim materi ke group kelas yang sudah ku buat dengan materi yang berbeda untuk setiap kelompok siswa. Pada saat kegiatan literasi berlangsung anak-anak akan duduk sesuai kelompok masing-masing kemudian siswa A B dan siswa C secara bergantian menceritakan bacaan yang dibaca semalam. Adapun materi yang dikirim bisa berupa materi pelajaran bisa juga bacaan umum yang menginspirasi.

Selain membiasakan anak membaca kegiatan, ini juga mengandung nilai-nilai yang harus diperhatikan yaitu:

1.     Nilai kedisiplinan dengan cara siswa harus sudah berada di kelas sebelum gurunya masuk.

2.     Nilai kebersihan dgn cara kelas harus sudah bersih/rapi sebelum gurunya masuk.

3.      Nilai religius dengan cara berdoa dan memberi salam sebelum pembelajaran dimulai.  

4.      Belajar mengisi janji dengan cara membaca materi yang diberikan oleh guru mapel sehari/beberapa hari sebelumnya.                      

5.     Belajar bertanggungjawab jawab dengan cara apa yang diceritakan/dipresentasikan harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.   

6.     Menghargai orang lain dengan cara mendengarkan apabila guru atau teman bercerita/presentasi (tidak menginterupsi, berbicara dengan orang lain, dsb) dan meminta ijin apabila keluar kelas.     

7.     Keihklasan/legowo menerima kebenaran baru apabila argumennya bisa dipatahkan oleh teman lain. 

8.     Berbaik sangka dengan cara tidak meremehkan orang lain.   

9.     Kejujuran dgn cara apa bila tidak masuk memang alasannya benar-benar bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya (surat ijin ttd orang tua, sakit beneran). Tidak mencontek kalau ulangan. 

10.  Nilai kerjasama dengan cara semua aktif/berpartisipasi dalam tugas kelompok.   

Program ini aku adopsi dari program sekolah lama tempat dulu aku mengajar hanya berbeda  pada pemamfaatan media, kalau pada sekolah sebelumnya tidak ada pemamfaatan media blog di pelaksanaan kegiatan tapi dalam program yang ku rancang setiap siswa harus menuangkan isi bacaan dan hasil kegiatan literasi dalam blog masing-masing.

            Blog ini juga nantinya bisa dimamfaatkan oleh siswa untuk refleksi dan mengumpulkan tugas-tugas lain, baik guru dan siswa bisa secara langsung mengomentari isi blog masing-masing secara bergantian.

Kerjasama dari semua ekosistem sekolah terutama dukungan dari kepala sekolah sangat membantu dalam upaya suksesnya semua program yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring juga harus secara kontinu dilakukan agar segala kekurangan pada pelaksanaan program dapat diperbaiki dalam kegiatan selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

BIOGRAFI PENULIS

Sumiati adalah seorang wanita yang lahir dari keluarga sederhana, tepatnya di Desa Kilang, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 25 Mei 1983.  Ketika usianya masih belia Dia memutuskan mondok di sebuah pondok pesantren yang ada diwilayah Lombok Tengah, tepatnya di Pondok Pesantren At-tohiriyyah Al-fadhiliah Bodak.  Suasana pondok yang begitu damai dan menenangkan membuat dia lebih mudah mendapatkan inspirasi dalam menghadirkan suatu karya.

      Sumiati, S.Pd. Seorang wanita yang berprofesi sebagai pengajar di sebuah sekolah negeri tepatnya di SMAN 11 Mataram ini memiliki hobi yang cukup banyak. Pecinta musik, membaca bahkan traveling merupakan hobi yang sangat dia senangi. Wanita yang juga berprofesi sebagai pebisnis dan pernah terpilih sebagai agen terbaik oleh perusahaan Alhally Corporation dan pernah terpilih sebagai resseler terbaik dengan penjualan terbanyak tahun 2021 oleh Perusahaan Rumah Faiqa Mataram sebenarnya sudah menyenangi dunia tulis-menulis dari kecil, segala sesuatu yang dia lakukan selalu dia tuangkan ke dalam bentuk tulisan. Sampai saat ini dia sudah menuangkan Sembilan karyanya pada buku Antologi yang berjudul,

"Arunika dan Benara, Guru Pembelajar Sekolah Perjumpaan, Aku dan Anakku, Sepenggal Cerita Menjadi  Seorang Wali Kelas, Gairah Menulis Puisi Nusantara, Jejak Guru Penggerak dari Bumi Patuh Patut Patju, Aku dan Pondok Pesantren, Mahakarya Buat Anies dan Aku Mencintaimu bukan Karena Cinta” . Selain sembilan buah buku antologi dia sudah menghasilkan satu buah buku solo yang berjudul “Getar Dawai Hati di Ujung Senja.”

“Lakukan hal-hal Positif di setiap hembusan napasmu” merupakan motto dalam Hidupnya. Lebih jelasnya, silahkan kunjungi blog pribadinya:

Ttp://ulasantakdir.blogspot.com atau facebook Ummie Ethica

 

 

 

 

 

 

Rabu, 11 Januari 2023

TIDAK SETEGAR NAMAMU

 


Aku hanya bisa menatap nanar ketika pertama kali mengunjungi sekolah yang akan aku tempati sebagai tempat mengajar yang baru.

Terhitung mulai hari ini aku mendapatkan SK mutasi dari sekolah sebelumnya, karena beberapa faktor aku memang harus pindah dari sekolah yang lama.

Pagi ini cuaca nampak mendung, sinar mentari pun belum mau menampakkan dirinya angin dingin sepoi-sepoi menyapa tubuh mungilku dinginnya terasa menusuk sendi-sendi tulangku

Aku menggigil kedinginan ku rekatkan tanganku agar rasa dingin itu sedikit berkurang.

Sekitar setengah jam perjalanan sampailah aku di sekolah

Sekolah ini terletak di pinggiran kota, Hanya nampak empat bangunan yang berdiri di sana aku mencoba bertanya di mana lokasi ruang guru pada seseorang yang kebetulan berpapasan denganku tapi jawaban yang aku dapatkan sedikit menyesakkan ternyata ruang guru tidak ada, karena keterbatasan ruangan ruang guru dan ruang TU menjadi satu bahkan sesekali ruang guru dan TU sering digunakan oleh anak untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Aku hanya mengelus dada menerima kenyataan ini, kondisi ini tentu berbeda 180 derajat dengan kondisi sekolahku sebelumnya

Bangunan sekolah yang megah dengan segala fasilitas yang ada, teman dan rekan sejawat yang sudah seperti keluarga membuatku tidak mudah menerima kondisi ini.

Hatiku berontak bahkan seringkali air mataku menangis memprotes kepada Tuhan mengapa kenyataan ini menimpa hidupku.

Waktu berjalan dengan begitu cepatnya, walaupun kondisi ini membuatku kurang nyaman karena harus beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru tapi untuk tugas mengajar aku tetap bersikap profesional apa yang aku lakukan di sekolah lama tidak ada bedanya dengan sekolah yang baru bahkan di sini aku harus lebih kreatif dalam pembelajaran karena kondisi dan karakteristik siswa yang sedikit berbeda dengan siswaku sebelumnya.

Waktu ternyata mampu mengubah kondisi hatiku, aku berusaha berdamai dengan keadaan yang kualami jalan satu-satunya yang harus dilakukan agar hati menjadi tenang dan bahagia adalah senantiasa selalu bersyukur dengan ketetapan yang Allah berikan walau bagaimanapun kondisinya.

Ki Hajar mengibaratkan sawah itu ibarat sekolah, guru adalah petani dan murid adalah benih.

Aku merasa fase yang kurasakan saat ini adalah aku memiliki sawah yang tandus dan bibit yang kurang unggul

Namun aku bertekad memelihara dan memupuk sawah ini agar menjadi subur dan memelihara bibit-bibit yang ada dengan sebaik-baiknya agar mereka dapat tumbuh dengan subur sehingga menghasilkan tanaman yang berkualitas dan unggul.

Hari ini aku tidak ada jam mengajar, seperti biasa kalau tidak ada jam mengajar aku akan duduk santai di berugak sambil memandangi tingkah laku anak yang terkadang tidak belajar karena ada jam kosong.

Baru saja aku mau membuka layar hpku tiba-tiba tiga orang siswa mendekati tempat didukku.

Hai ibu, ibu guru baru ya di sini."tanya mereka."

Ya nak ibu baru sebulan di sini."jawabku."

Kalian kelas berapa?."tanyaku."

Kelas X IPS Bu." Jawab mereka hampir serentak."

Nama kamu siapa."tanyaku 

Namaku Gentar, yang ini Alit sama Rama Bu."jawab salah satu anak yang ternyata bernama Gentar".

Mereka lalu bermain-main di depanku, suara mereka yang ribut cukup menggangguku

Bahkan beberapa kali mereka bertingkah menjengkelkan untuk menarik perhatianku.

Nak gak boleh begitu kurang sopan." Tegurku halus."

Hai Tegar kamu jangan begitu ibu marah itu." Tegur salah satu dari mereka.

Ya Ibu maaf." Jawab Tegar sambil mendekati dan mulai duduk di sebelahku."

Ibu sudah berapa lama menjadi guru."tanyanya tiba-tiba."

Ibu udah menjalani profesi sebagai seorang pendidik hampir 12 tahun nak."jawabku".

Wah hebat ibu udah lama sekali."jawabnya menimpali."

Kenapa nanya itu nak ."mataku."

Enggak ada Bu, Tegar hanya pengen tau aja.

Oya Bu dulu saya punya guru SD baik sekali."ujarnya tiba-tiba."

Dulu Tegar kan gak punya ayah saat Tegar masih kecil jadi kalau mau beli baju itu susah.

Aku mulai konsentrasi mendengar ceritanya, aku baru ingat beberapa saat yang lalu ketika rapat sedang berlangsung ada anak bernama Tegar disebut-sebut suka membuat masalah di kelas dan jarang masuk.

Ternyata ini anaknya.

Oya Tegar gimana, maksud kamu ayahmu sudah meninggal?." Tanyaku sambil memandangi wajahnya dengan penuh perhatian."

Ya Bu ayah saya meninggal pada saat saya masih duduk di bangku kelas IV SD, ayah saya di begal saat perjalanan pulang mengambil uang dari bank.

Uang itu sendiri merupakan uang hasil penjualan tanah pamab saya Bu.

Leher kepala ayah saya waktu itu hampir putus akibat tebasan senjata tajam para pembegal itu.

Nampak mata Tegar mulai berkaca-kaca ketika mulai menceritakan peristiwa kelam masa kecilnya.

Sementara aku semakin berkonsentrasi dan mulai terbawa perasaan mendengar kisah hidupnya.

Saat itu ayah masih bisa bertahan hidup dan sempat di bawa ke rumah sakit, namun baru dua hari dirawat di rumah sakit nyawa ayah saya tidak bisa tertolong lagi. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di saat saya masih membutuhkan kasih sayangnya,

Mendapati musibah seperti itu ibu saya syok Bu, berbulan-bulan dia mengurung diri dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya berjualan kue buatan tetangga dengan keuntungan tidak seberapa.

Saya ingat Bu saat saya SD kelas VI baju saya sudah tidak layak pakai Bu dan ada seorang guru yang membelikan saya pakaian seragam dan pakaian buat bermain saya sangat senang waktu itu.

Sekarang ibumu di mana nak."tanyaku."

Ibu sekarang sudah menikah dan tinggal bersama suami barunya dan saya sekarang sama nenek saya yang sudah renta.

Bu sebenarnya saya ingin seperti anak-anak yang lain masuk dan belajar setiap hari tanpa harus memikirkan kebutuhan hidup tapi apa daya kondisi saya yang mengharuskan saya bekerja dengan waktu yang tidak tentu membuat saya kadang terpaksa beberapa kali tidak masuk.

Dia mulai menunduk, aku liat matanya mulai memerah menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Aku kemudian menghampirinya,

Tegar apapun kondisi yang kamu alami saat ini jangan pernah membuat semangat belajarmu hilang, jadikan semua sebagai motivasi agar kamu lebih giat lagi dalam belajar dan berdoa agar masa depanmu bisa lebih baik lagi.

Jalani setiap proses yang ada, semua kejadian yang menimpa hidup kita pasti akan ada hikmahnya.

Aku berusaha menasehati sambil ku tepuk-tepuk pundaknya.


Sabtu, 31 Desember 2022

Tahun Baru 2023

 Tahun baru selalu melahirkan semangat dan harapan-harapan yang baru

Tahun baru juga bisa dijadikan sebagai ajang refleksi diri tentang bagaimana kita, capaian-capaian kita serta hal-hal apa saja yang sudah dilakukan selama satu tahun penuh.

Segala peristiwa baik itu suka maupun duka tentu masih terekam di memori kita

Tentu berbagai peristiwa itu mampu mencipta rasa syukur dan bahagia jika peristiwa itu memang sesuatu yang kita harapkan dan impikan di tahun sebelumnya

Namun mungkin akan mencipta rasa sedih dan pilu jika peristiwa itu merupakan peristiwa yang menyakitkan dan melukai perasaan kita.

Tahun baru

Selalu mencipta rasa sedih jika mengingat semua yang berlalu tidak akan kembali lagi.

Tahun baru membuat kita menyadari bahwa tak ada yang abadi di dunia ini

Semua akan berlalu bahkan hilang dengan berlalunya pergantian tahun.

Tahun baru juga mampu memberikan pembelajaran bahwa segalaa sesuatu bisa diperbaiki

Tentu setiap insan mengharapkan ingin menjadi manusia yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya baik itu secara spiritual maupun secara emosional.

Semoga di tahun 2023 ini segalaa harapan, impian dan doa-doa yang tertancap dalam sanubari di terima oleh Sang Maha Kuasa

Menjadi pribadi yang lebih baik lagi terutama dalam hal spritual, menjadi lebih bermanfaat lagi untuk keluarga dan orang-orang sekitar

Mampu mengubah segala hal yang kurang baik dalam diri serta senantiasa dilimpahkan Rezki yang halal dan berkah.

Aamiin YRA 🤲🤲

SELAMAT DATANG TAHUN 2023

SELAMAT TINGGAL TAHUN YANG PENUH COBAAN SEKALIGUS PENUH BERKAH 2022


Kamis, 29 Desember 2022

Panah Asmara


 Terlukis kisah kita di ujung senja

Bersahutan diantara mega-mega

Berpeluk kita dalam cakrawala

Membangun asa di tingginya angkasa

Denyut jantungku berdetak begitu indahnya

Kala cintamu menyentuh jiwa yang merana

Anganku melayang seolah tak ada jeda

Tersihir dalam jeratan panah asmara

Saatku mengadu pada bintang

Saatku bercengkrama bersama rembulan

Malampun menemani seolah tak mau larut dalam kelam

Membelaiku hingga kuterhanyut disinari lampu temaram

Tuhan 

Betapa indahnya rasa ini

Menguasai seluruh jiwa membuat seisi alam iri

Berharap kita bisa bersua dalam buaian rindu yang menjerat diri

Agar nestapa ini segera mengiring pergi

Lombok Timur

29 Desember 2022

Minggu, 25 Desember 2022

TEMU PENULIS KBMN


Pada tanggal 26 Desember 2022 diadakan temu penulis PGRI Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN).

Acara ini sendiri sudah di sosialisasikan sejak jauh-jauh hari, sebenarnya keinginan untuk datang ke Jakarta sangat besar tapi karena kondisi keuangan sedang tidak mendukung akhirnya saya harus puas hanya bersua dengan beberapa tokoh penulis Nusantara lewat online saja.

Acara ini digagas oleh beberapa panitia KBM PGRI yang pernah saya ikuti, saya termasuk peserta KBM angkatan 26.

Walaupun selama ini kami hanya dipertemukan melalui pelatihan online tapi suasana kekeluargaan sangat kental terasa dikomunitas ini sehingga kerinduan untuk bertemu secara langsung pun begitu kuat.

Acara temu ini sangat luar biasa ada banyak tokoh penting yang hadir dalam acara ini .

Sabtu, 24 Desember 2022

Kubangan Rindu


 Ketika sunyinya malam tak mampu melelapkanku

Ketika lengkingan suara jangkrik tak mampu menghiburku

Ketika kerlipan cahaya bintang tak mampu menyinari hatiku

Ketika indahnya sinar rembulan tak mampu menghadirkan senyum di bibirku

Ketika keramaian tak mampu mengusir sepiku

Terjebak 

Aku yang kini terjebak dalam kubangan rindu

Rindu yang mampu mencipta gundah gulana di kalbu

Bahkan derasnya hujan yang membanjiri tak jua mampu mencipta asaku padamu

Bahkan kencangnya tiupan angin 

Tak mampu menyurutkan langkahku

Kepergianmu telah mencipta resah di hidupku

Terperangkap aku dalam irama lagu yang sendu

Aku galau tanpa hadirmu 

Aku bingung tanpa sapamu

Bahkan aku tak tahu arah yang ingin ku tuju

Langkah kaki terasa surut tanpa dorongan mu

Oh Tuhan 

Di manakah dia yang begitu ku rindu

Aku begitu terhempas tanpa senyumannya yang selalu merayu

Akankah jiwaku dan jiwamu kan bersatu 

Dalam mahligai cinta yang menentramkan sukmaku


Senaru KLU

24 Desember 2022

Sabtu, 17 Desember 2022

Sapa Mentari


Langkah kakiku terayun bersama terbitnya sang mentari

Seluruh tubuh berdesah berpeluh penuh keringat membasahi 

Ku daki terjalnya jalan yang menjulang

Seolah enggan dilalui

Ku lalui rimbunan pohon yang selalu menghalangi

Semilir angin pagi membisiki

Mengapa sapamu semakin hilang menepi

Hatiku berkubang rindu tak terselami

Memendam rasa sakit yang sulit kuungkapi

Kau kasih pujaan hati

Namamu sampai kini selalu indah terpatri

Saat alam mengusik hatiku agar kau ku tinggali

Namun raga jiwaku tak sanggup menjalani

Kau laksana embun yang selalu membasahi

Membuat jiwa tenang setiap engkau merengkuh hati

Nafasku sesak serasa menguliti

Membayangkan janji yang serasa ingin kau ingkari

Cintaku begitu besar menguasai diri

Tak sanggup berlari

Walau senja kini bersembunyi

Tetaplah kau di sini menemani

Jiwaku gersang tak terkendali

Jika kau tiada di sisi 


18 Desember 2022

Taman Langit

Sabtu, 10 Desember 2022

ASA TERPENDAM DI KAMPUS PUTIH Part 2


KISAH DI KAMPUS PUTIH

 Part 2

Dulu karena keterbatasan ekonomi aku kuliah sambil bekerja, Alhamdulillah waktu itu Allah mempertemukanku dengan seorang pria yang begitu baik namanya Erwan Husnan dialah yang mencarikanku pekerjaan sebagai guru privat.

Aku mengajar semua mata pelajaran SD, mengajar ngaji, baca tulis dan bahasa Arab.

pagi sampai siang kuliah sore sampai malam aku ngajar privat berkeliling ke rumah muridku sesuai jadwal privat yang sudah ditentukan.

Murid-muridku rata-rata adalah orang yang berada, bahkan aku pernah mengajar cucu dari mantan bupati Sumbawa

Alhamdulillah rata-rata mereka sangat baik padaku, anak-anak juga lumayan dekat denganku

Aku sering diberikan makanan bahkan pakaian smaa orang tua mereka.

Memutuskan pindah bukan berarti tanpa resiko, selain tidak bisa kembali ke kampus lama jika gagal diterima, harus adaptasi dengan lingkungan baru resiko lain adalah mengulang kembali beberapa mata kuliah yang tidak diakui dan itu artinya siap-siap untuk terlambat wisuda 1 tahun. Resiko-resiko ini jujur tidak membuat langkah kakiku goyah, karena mengulang beberapa mata kuliah aku jadi seperti dua angkatan dibilang angkatan 2000 ya dibilang angkatan 2001 juga ya makanya kadang ada beberapa yang heran ketika melihatku bisa akrab dengan adek tingkat bahkan dua tingkat ke bawah, kadang bisa akrab dengan kakak-kakak tingkat. mulai dari angkatan pertama 1997 aku punya temen akrab yakni kk Ilik, angkatan 2001 lumayan banyak teman akrab bahkan sudah seperti saudara seperti Hafiz Wildan , angkatan 1998 aku punya kakak tingkat yang super baik namanya kk Uyun, lokasi kost kami yang berdekatan setelah aku pindah ke kekalek membuat hubungan kami akrab. Kak Uyun juga berteman dekat dengan Zul salah satu teman karibku dulu di pertanian dan kebetulan teman dekat kak Uyun dulu adalah teman kuliahku juga di pertanian (tapi mereka gak berjodoh he he). Setiap sore aku sering main ke kost kak Uyun makan dan ngobrol-ngobrol di sana, suasana kost kak Uyun sangat sejuk dan lumayan ramai penghuninya juga banyak yang satu angkatan dan teman kuliah kayak Ovi Chinta K dan Desy Mariana .

Selain aku mahasiswa pindahan pada saat itu adalah Rahma Dedy dan Yunita Riskayanti, mereka pindahan dari Fakultas Peternakan

Bedanya sama proses kepindahanku adalah jika dulu aku mengurus semua dari A-Z sendirian dan melewati beberapa tahap seleksi 

lain halnya dengan kedua temanku mereka diurus oleh rektorat.

Masih segar diingatan bagaimana wajah bingung pak Burhanuddin M Saleh pada saat itu ketika mereka berdua menghadap kaprodi.

Status sama-sama sebagai mahasiswa pindahan membuat hubungan kami sangat dekat, diantara kami bertiga Yunita Riskayanti yang paling pinter yah dia selain cantik kecerdasannya juga sangat tinggi ❤️.

Pada zaman dulu di saat teknologi tidak secanggih saat ini waktu berkumpul bersama teman-teman terasa sangat seru, setiap hari minggu kami akan memasak dan membuat pelecing bersama untuk dimakan secara berjamaah. Suasana zaman dulu juga sangat sejuk kost masih dikelilingi persawahan yang sangat luas, tiap sore jika jam mengajar privat kosong aku jalan menggunakan sepeda miniku sambil menaruh seoarang anak berumur 6 bulan anak ibu depan kostku di keranjang depan sepedaku (aku yakin anak itu sekarang udah dewasa sampai saat ini gak pernah ketemu). 

Aku berkeliling di persawahan dan terkadang singgah di bangunan BTN yang sedang tahap pembangunan. aku dan beberapa teman kostku dulu terkenal dengan sebutan geng kurcaci karena tubuh kami yang mungil ada mbk Yem, Tia, Titi, Sas, Rina dan aku sendiri. Ada begitu banyak tawa, air mata dan keringat yang harus bercucuran untuk sampai tahap wisuda alhamdulillah tepat tanggal 28 November 2005 aku berhasil meraih impianku yakni menjadi Sarjana Pendidikan Kimia sesuai dengan angan dan mimpiku selama ini. 

Terima kasih untuk almarhum nenekku, almarhum bapakku

Terima kasih tek terhingga untuk adekku tercinta Elya Rosnani yang kasih sayangnya tak terbatas untukku Terima kasih untuk semua dosen-dosenku serta pihak-pihak yang tidak bisa kusebutkan satu persatu ❤️

Semoga selalu membawa mamfaat dan kemaslahatan untuk semua orang


Aamiin YRA 🤲❤️

Jumat, 09 Desember 2022

KISAH di KAMPUS PUTIH

Menginjakkan kaki di tempat ini tentunya sedikit tidak akan membuka kembali memori puluhan tahun silam ketika aku masih berstatus sebagai mahasiswa program studi kimia di kampus ini. Ya tepatnya tahun 2001 dulu aku resmi menjadi mahasiswa di sini setelah melewati serangkaian perjuangan yang sangat tidak mudah, ya aku memang mahasiswa pindahan. Pada saat mengisi formulir PMJK (sebutan untuk siswa yang melanjutkan kuliah melalui jalur prestasi atau nilai raport) dulu pilihan pertamaku adalah pertanian baru pilihan kedua kimia. Dari kecil cita-citaku memang menjadi seorang guru namun pada saat itu keinginan itu berusaha kukubur karena memikirkan bapak yang seorang petani tembakau Aku berfikir klo aku mengambil pertanian akan bisa mengembangkan usaha almarhum bapak dengan bekal ilmu yang kupunya, satu tahun menjalani kuliah dipertanian dengan teman-teman yang seru dari seluruh Indonesia membuat aku betah di pertanian tiap hari kami menjalani hari-hari di kampus dengan mengasyikkan di tengah kegiatan perkuliahan dan praktek yang kadang menguras tenaga dan fikiran kami. Bahkan aku sempat punya geng di sana, Alhamdulillah IPK di pertanian juga aman. Menjelang semester dua aku mulai dilanda kegalauan, keinginan menjadi seorang guru kembali menggoda jiwaku aku ingat waktu itu di tahun 2001 saat aku pulang kampung seperti biasa setiap pagi aku melakukan aktivitas mencuci piring di telaga yang terletak di belakang rumah. Telaga ini sendiri merupakan tempat berkumpulnya beberapa orang di kampung untuk mandi, mencuci baju dan mencuci piring. Bapak sengaja membuat telaga ini untuk keperluan warga di sana karena pada saat itu jarang orang memiliki kamar mandi sendiri di rumah. Saat tanganku sedang membersihkan piring tiba-tiba terlintas dalam anganku untuk pindah jurusan ke FKIP, saat itu aku berfikir kalau aku tetap kuliah di pertanian nanti kerjanya di lapangan susah aku kan seorang wanita sementara kalau jadi guru klo nanti menikah aku bisa urus suami dan anak sekaligus mengajar itu yang tiba-tiba terlintas di benakku dulu. Aku kebetulan sangat menyukai pelajaran kimia sehingga aku berkeinginan untuk pindah ke jurusan kimia dan tanpa menunggu selesai mencuci aku langsung mencari bapak "Bapak bapak panggilku" Ape anakku " kata bapak waktu itu" Meleku pindah kuliah jok sak jari guru no."jawabku" Becat Mauk pegawean lamun lek ton?." Tanya bapakku lagi". Jelap pak."sahutku padahal waktu itu aku asal jawab aja karena mana aku tahu ke depannya akan cepat dapat pekerjaan atau tidak. Singkat cerita besoknya aku mulai mengurus surat kepindahanku Perlu diketahui zaman aku kuliah motor dan komputer merupakan barang yang sangat langka hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki kedua barang tersebut, saat itu aku kost di Dasan Agung dari Dasan Agung jalan kaki ke Unram sesampai di pertanian aku langsung menghadap bagian kepegawaian untuk melapor keinginanku untuk pindah, tapi jangan salah yang membuat bahkan mengurus kepindahanku pada saat itu bukan pegawai tapi aku sendiri tanpa bantuan orang lain. Aku harus bolak balik ke rentar komputer untuk membuat dan memperbaiki surat pindah tersebut karena salah posisi koma atau bahasa saja harus diperbaiki. Gak kebayang capeknya bolak balik jalan kaki dari fakultas pertanian ke fakultas FKIP dan rentar komputer tapi karena tekadku yang sangat kuat pantang bagiku untuk menyerah. Aku ingat awal aku mengajukan pindah waktu itu aku disarankan oleh pak Dekan sebelum membulatkan tekad untuk pindah jurusan sebaiknya tanya dulu ke pihak FKIP program studi kimia yang saat itu dijabat oleh pak Burhanuddin M Saleh apakah masih ada lowongan untuk mahasiswa pindahan atau tidak karena resikonya jika FKIP tidak menerima tapi surat pindah sudah masuk maka pihak pertanian juga tidak akan menerimaku kembali. Aku kemudian mencari pak Bur, dengan berjalan kaki ke FKIP aku berusaha mencari beliau saat itu belum ada Hp jadi nyarinya manual dan Alhamdulillah langsung ketemu Beliau menanyakan maksud kedatanganku dan aku mengutarakannya kemudian beliau mengatakan bahwa untuk bisa diterima di sini aku harus mengikuti beberapa seleksi yang pertama ujian tulis, ujian lisan dan wawancara oleh Dekan. Aku kemudian menyetujui permintaan beliau, beberapa seleksi berhasil aku lewati Pak Bur merupakan sosok yang sangat baik, beliau banyak membantuku dan mempermudah proses kepindahanku bahkan beliau langsung yang jadi wali dosenku terima kasih tak terhingga untuk pak Bur dosen terbaikku. Seleksi yang paling berat adalah seleksi wawancara, belum ketemu pak Dekan aku sudah gemetaran untungnya waktu itu ada pak Muhsin yang menemaniku memasuki ruangan pak Dekan. Sempat terjadi adu argumentasi waktu itu ketika pak Dekan menanyakan alasan kepindahanku ke sini beliau tidak percaya kalau aku pindah ke FKIP karena pengen jadi guru karena asal tau aja profesi guru waktu itu bukan profesi yang banyak diminati orang banyak guru yang tidak sejahtera, undang-undang tentang sertifikasi belum ada. Aku dengan suara tegas menjelaskan ke beliau kalau aku memang benar-benar mau menjadi guru, cita-citaku dari kecil malah. Singkat cerita wawancara selesai dan tinggal menunggu pengumuman dan Alhamdulillah momen yang ditunggu-tunggu aku berhasil diterima menjadi mahasiswa FKIP Unram program studi kimia dan pak Bur bertindak sebagai wali dosenku. Menjalani perkuliahan di tempat baru bukan hal yang mudah aku harus beradaptasi lagi dengan teman baru. Jujur suasana perkuliahan antara pertanian dan FKIP bagai bumi dan langit kalau di pertanian lebih santai bahkan kalau dosen 15 menit saja belum datang maka kita akan kabur dan nongkrong di warung-warung atau di taman ngobrol2 sama temen2, dari segi penampilan juga jauh berbeda di sini lebih sederhana lebih sopan dosen gak ada mereka isi kegiatan dengan membaca di dalam kelas. Tahun pertama kepindahan aku seperti kuliah di dua kampus, kalau tidak ada jam kuliah di FKIP aku akan pergi ke pertanian dan mengikuti perkuliahan di sana begitu seterusnya yang terjadi sampai satu tahunan. Dulu aku kuliah sambil mengajar privat, pagi sampai siang kuliah sore sampai malam aku ngajar privat. 
Memutuskan pindah bukan berarti tanpa resiko, selain tidak bisa kembali ke kampus lama jika gagal diterima, harus adaptasi dengan lingkungan baru resiko lain adalah mengulang kembali beberapa mata kuliah yang tidak diakui dan itu artinya siap-siap untuk terlambat wisuda 1 tahun. Resiko-resiko ini jujur tidak membuat langkah kakiku goyah, karena mengulang beberapa mata kuliah aku jadi seperti dua angkatan dibilang angkatan 2000 ya dibilang angkatan 2001 juga ya makanya kadang ada beberapa yang heran ketika melihatku bisa akrab dengan adek tingkat bahkan dua tingkat ke bawah, kadang bisa akrab dengan kakak-kakak tingkat. mulai dari angkatan pertama 1997 aku punya temen akrab yakni kk Ilik, angkatan 2001 lumayan banyak teman akrab bahkan sudah seperti saudara seperti Wildan Hafiz, angkatan 1998 aku punya kakak tingkat yang super baik namanya kk Uyun, lokasi kost kami yang berdekatan setelah aku pindah ke kekalek membuat hubungan kami akrab. Kak Uyun juga berteman dekat dengan Zul salah satu teman karibku dulu di pertanian dan kebetulan teman dekat kak Uyun dulu adalah teman kuliahku juga di pertanian (tapi mereka gak berjodoh he he). Setiap sore aku sering main ke kost kak Uyun makan dan ngobrol-ngobrol di sana, suasana kost kak Uyun sangat sejuk dan lumayan ramai penghuninya juga banyak yang satu angkatan dan teman kuliah kayak Ovi dan Desi. pada zaman dulu di saat teknologi tidak secanggih saat ini waktu berkumpul bersama teman-teman terasa sangat seru, setiap hari minggu kami akan memasak dan membuat pelecing bersama untuk dimakan secara berjamaah. Suasana zaman dulu juga sangat sejuk kost masih dikelilingi persawahan yang sangat luas, tiap sore jika jam mengajar privat kosong aku jalan menggunakan sepeda miniku sambil menaruh seoarang anak berumur 6 bulan anak ibu depan kostku di keranjang depan sepedaku (aku yakin anak itu sekarang udah dewasa sampai saat ini gak pernah ketemu). Aku berkeliling di persawahan dan terkadang singgah di bangunan BTN yang sedang tahap pembangunan. aku dan beberapa teman kostku dulu terkenal dengan sebutan geng kurcaci karena tubuh kami yang mungil ada mbk Yem, Tia, Titi, Sas, Rina dan aku sendiri. Ada begitu banyak tawa, air mata dan keringat yang harus bercucuran untuk sampai tahap wisuda alhamdulillah tepat tanggal November 2005 aku berhasil meraih impianku yakni menjadi sarjana kimia sesuai dengan angan dan mimpiku selama ini. Terima kasih untuk almarhum nenekku, almarhum bapakku terima kasih tek terhingga untuk adekku tercinta Elya Rosnani yang kasih sayangnya tak terbatas untukku Terima kasih untuk semua dosen-dosenku serta pihak-pihak yang tidak bisa kusebutkan satu persatu Semoga selalu membawa mamfaat dan kemaslahatan untuk semua orang

MEREKA YANG MENDUKUNG PERUBAHAN

Perubahan selalu menimbulkan dinamika, lahir beragam respon, positif, netral maupun negatif yang perpaduannya membuat masyarakat semakin din...