Minggu, 04 Agustus 2024

TERSESAT

Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena bagaimanapun aku harus beraktivitas di luar rumah Aku mencoba memulihkan kondisiku dengan meluangkan waktu untuk berolah raga. Sama halnya seperti yang aku lakukan hari ini, usai melaksanakan sholat subuh dan mengaji aku bergegas olah raga jalan kaki ke lokasi sawah yang berada tidak terlalu jauh dari tempatku tinggal. Sore harinya aku jalan-jalan ke pantai, aku berfikir siapa tau dengan menikmati indahnya pemandangan laut kepalaku akan terasa fresh lagi. Pantai yang ku kunjungi kali ini lumayan jauh. Aku pulang dari pantai pukul 17.30. Kondisi jalan di sekitar Sekitar Senggigi macet parah karena ada galian besar di sekitar jalan dekat hotel Aruna/depan hotel Mountana. Azan magrib terdengar berkumandang hatiku gelisah karena motor belum bisa bergerak sementara aku belum sholat magrib.
Kurang lebih setengah jam akhirnya motor yang ku tumpangi berhasil melewati jalan, namun baru saja sampai Ampenan di dekat bakso Mas Kardi tiba-tiba motor yang ku kendarai goyang disertai suara letusan. Ternyata ban motorku pecah. Mataku menatap ke sana kemari berharap ada bengkel terdekat yang bisa ku kunjungi. Motor terpaksa ku geret sambil mencari bengkel dan Alhamdulillah tidak terlalu lama berjalan ada bengkel yang buka. saat berjalan ke arah bengkel adek menelfon minta pulang , mendengar suara lucunya aku jadi bersemangat dan bahagia. aku menjelaskan padanya bahwa motorku pecah dan belum bisa pulang. aku kemudian menelfon kakak meminta dia untuk menjemput dan menemani adeknya sementara menunhguku pulang. Sang pemilik bengkel segera memompa banku. Aku menghampiri seraya menanyakan kondisi ban motorku. Ternyata ban motorku bukan pecah lagi tapi ban motornya sudah robek dan harus diganti. Karena ban motor yang digunakan ban turbeles mau gak mau aku harus mempersiapkan uang di atas 200 ribuan. Ku buka tas ku berharap uang yang kubawa cukup. Kondisi jalanan yang gelap membuatku harus menggunakan senter untuk bisa mengetahui jumlah uangku yang tersisa. Ya Allah semoga toko yang jualan ban tubeless di dekat lampu merah buka." Doaku dalam hati". Sambil duduk di pinggir jalan aku menunggu Khabar dari teman ku yang sudah berjanji mau mengecek toko tersebut. 15 menit berlalu gak ada Khabar dan aku berfikir temanku lupa untuk melihat toko tersebut. Aku bingung antara pulang ke Gunungsari dengan kondisi ban pecah atau harus lolos ke daerah Ampenan setelah Kebon Roek untuk mencari ban. Setelah menimbang-nimbang akhirnya aku putuskan untuk menuju toko yang setelah Kebon Roek. Sesampainya di sana aku kaget ternyata harga ban belakang saja yang paling murah 300 ribuan. namun mau gak mau harus beli dan syukurnya bisa bayar via transfer maupun QR bayar. Kurang lebih setengah jam motorku sudah siap untuk digunakan lagi. Arah jalan dari Ampenan Kebun Roek ke Montong lumayan macet aku akhirnya memilih belok kiri. Setelah belok kiri lolos belok kiri lagi, aku merasa berada di daerah Tinggar. Aku mencoba melewati jalan pintas, seingatku dulu pernah diajak lewat di sini menuju daerah Sandik. Perasaanku mulai gak enak karena aku justru memasuki perkampungan. Aku mulai bingung dengan jalan yang ku lewati. Tidak jauh dari tempatku berhenti aku melihat ada ibu-ibu yang sedang mengobrol. Aku menghampiri mereka. Ibu mohon maaf jalan ini tembusnya jalan apa??. "Tanyaku." Mereka menampakkan wajah keheranan. Aku lalu menjelaskan tujuanku kemana. " Saya mau ke arah Udayana Bu". Mereka lalu menjelaskan kemana aku harus berjalan. Ku ikuti petunjuk yang diberikan oleh ibu-ibu tadi, aku belok kiri lagi tapi yang aku temui sepertinya pernah ku lewati tadi yakni jalan Tinggar. Aku lalu belok kanan, namun entah mengapa aku merasa bingung dengan jalan yang kulalui apakah ini efek kurang konsentrasi atau apa aku seperti berada di mana. Aku mencari bundaran Selaparang tapi tak kunjung ku temui, aku bingung dan teringat kembali saat tersesat dulu di Surabaya. Aku melihat ke kiri dan ke kanan dan berharap mengenali daerah ini tapi yang ada aku makin bingung. Aku kemudian bertanya sama bapak-bapak yang sedang menunggu istrinya berbelanja . Permisi pak mohon maaf ini klo lolos tembusannya mana?."tanyaku." Oh ini kalau lolos tembusannya perempatan Ampenan."jawabnya". Oo gitu ." Jawabku bingung". Ibu mau kemana?."tanyanya." Saya mau ke Rembiga pak."jawabku." Oalah ibu harus putar lagi lalu belok kanan nanti ibu akan bertemu dengan bundaran yang ada kapalnya." Ujar bapak itu menjelaskan." Oya pak terima kasih banyak ." Ucapku pamit". Aku kemudian putar balik, dari balik kaca spion aku melihat bapak itu menatapku keheranan." Ada apa denganku kenapa jalan yang biasa aku lalui seperti melewati jalan yang tidak pernah ku kenal. Aku melajukan motorku dengan pelan, Bundaran Selaparang yang kucari tak jua ku temui yang terjadi malah aku di bawa kembali ke toko ban motor tempatku tadi mengganti ban motorku. Ya Allah ya Tuhanku Apakah ini efek cicilan rumah tak kunjung lunas ya 😌😌😌😌🧐🧐

Minggu, 11 Juni 2023

RONA KEBIMBANGAN

Rona Kebimbangan Di antara dinding-dinding hening, terdapat hati seorang wanita yang terperangkap dalam gelisahnya sendiri. Seperti layar-layar gelap yang menyembunyikan cahaya, pikirannya dirundung oleh bayang-bayang keraguan yang mengintai di setiap sudut. Ia menari dengan kebingungan, memutar-mutar di lorong-lorong kehidupan yang tak terhingga. Dalam bingkai keabadian, ia berharap menemukan jawaban untuk keraguannya yang menggemakan kekosongan di jiwanya. Dalam setiap matahari terbit yang membelah pagi, ia mencari sinar kepastian yang dapat menyalakan semangatnya yang suram. Namun, kisah hidupnya tampaknya ditulis dalam huruf-huruf kabur, menciptakan kebimbangan yang merajai setiap langkahnya. Melalui kaca jendela, ia menyaksikan dunia berputar, namun dirinya terperangkap dalam labirin pikiran yang menggoda. Gelombang takdir yang tak terduga menerpa pantai hatinya, meninggalkan jejak keretakan yang membingungkan. Terkadang, ia memandang langit yang biru di siang hari, memuja keindahannya yang abadi. Tetapi, dalam kegelapan malam, bintang-bintang yang bersinar baginya menjadi tanda tanya yang menjalar, menyelubungi langit dengan kegelapan yang tersembunyi. Di bawah langit-langit bertabur misteri, ia merenung dalam kesendirian. Dalam kebisuan ruang pikirannya, ia mencoba memahami dirinya yang penuh teka-teki. Tapi bahasa batinnya terjebak dalam kebisingan dunia luar yang mengalir deras, membuatnya kehilangan diri dalam perbedaan yang tak terlukiskan. Namun, di antara puing-puing kebimbangan, ada kekuatan dalam kelemahan yang menari-nari di dalam lubuk jiwanya. Ia berdiri tegar, memperjuangkan keberanian yang masih berkobar dalam dadanya. Ia tahu bahwa hidup adalah misteri yang tak terbantahkan, tetapi juga sebuah petualangan yang tak tertandingi. Dalam setiap keheningan, ia menemukan kekuatan untuk melangkah maju dan mengeksplorasi lanskap jiwa yang tak terhingga. Karena sejatinya, kehidupan adalah komposisi yang tak terduga, seperti simfoni yang merangkul semua nada. Wanita itu memahami bahwa dalam keraguan ada peluang, dalam ketidakpastian ada keajaiban yang menanti. Maka, dengan hati yang penuh harap, ia terus berjalan di lorong-lorong waktu yang tak berujung, menemukan dirinya dalam keindahan dan kebingungan, dalam kebahagiaan dan kesedihan. Dan di ujung perjalanan, ketika mentari senja menari di ufuk, ia menyadari bahwa bimbang adalah anugerah, dan kehidupan adalah seni yang tak dapat diprediksi.Dan di ujung perjalanan, ketika mentari senja menari di ufuk, ia menyadari bahwa bimbang adalah anugerah, dan kehidupan adalah seni yang tak dapat diprediksi. Di antara dinding-dinding hening, terdapat hati seorang wanita yang terperangkap dalam gelisahnya sendiri. Seperti layar-layar gelap yang menyembunyikan cahaya, pikirannya dirundung oleh bayang-bayang keraguan yang mengintai di setiap sudut. Ia menari dengan kebingungan, memutar-mutar di lorong-lorong kehidupan yang tak terhingga. Dalam bingkai keabadian, ia berharap menemukan jawaban untuk keraguannya yang menggemakan kekosongan di jiwanya. Dalam setiap matahari terbit yang membelah pagi, ia mencari sinar kepastian yang dapat menyalakan semangatnya yang suram. Namun, kisah hidupnya tampaknya ditulis dalam huruf-huruf kabur, menciptakan kebimbangan yang merajai setiap langkahnya. Melalui kaca jendela, ia menyaksikan dunia berputar, namun dirinya terperangkap dalam labirin pikiran yang menggoda. Gelombang takdir yang tak terduga menerpa pantai hatinya, meninggalkan jejak keretakan yang membingungkan. Terkadang, ia memandang langit yang biru di siang hari, memuja keindahannya yang abadi. Tetapi, dalam kegelapan malam, bintang-bintang yang bersinar baginya menjadi tanda tanya yang menjalar, menyelubungi langit dengan kegelapan yang tersembunyi. Di bawah langit-langit bertabur misteri, ia merenung dalam kesendirian. Dalam kebisuan ruang pikirannya, ia mencoba memahami dirinya yang penuh teka-teki. Tapi bahasa batinnya terjebak dalam kebisingan dunia luar yang mengalir deras, membuatnya kehilangan diri dalam perbedaan yang tak terlukiskan. Namun, di antara puing-puing kebimbangan, ada kekuatan dalam kelemahan yang menari-nari di dalam lubuk jiwanya. Ia berdiri tegar, memperjuangkan keberanian yang masih berkobar dalam dadanya. Ia tahu bahwa hidup adalah misteri yang tak terbantahkan, tetapi juga sebuah petualangan yang tak tertandingi. Dalam setiap keheningan, ia menemukan kekuatan untuk melangkah maju dan mengeksplorasi lanskap jiwa yang tak terhingga. Karena sejatinya, kehidupan adalah komposisi yang tak terduga, seperti simfoni yang merangkul semua nada. Wanita itu memahami bahwa dalam keraguan ada peluang, dalam ketidakpastian ada keajaiban yang menanti. Maka, dengan hati yang penuh harap, ia terus berjalan di lorong-lorong waktu yang tak berujung, menemukan dirinya dalam keindahan dan kebingungan, dalam kebahagiaan dan kesedihan. Dan di ujung perjalanan, ketika mentari senja menari di ufuk, ia menyadari bahwa bimbang adalah anugerah, dan kehidupan adalah seni yang tak dapat diprediksi. Dalam keabadian dirinya, ia menemukan kekuatan untuk merangkul segala rasa takut dan keraguan yang ada. Ia menari dengan gemilang di dalam lautan kehidupan, melambai pada angin yang membawa harapan. Ia telah belajar menerima kebimbangan sebagai teman setia yang mengajari dan membentuknya menjadi pribadi yang lebih kuat. Dalam perjalanan kehidupannya yang penuh warna, ia menyadari bahwa setiap hal yang tak pasti memiliki pesona dan keindahan tersendiri. Seperti awan yang berlalu, membentuk gambar-gambar yang tak terduga di langit biru, begitu pula kehidupan mengukir jejak-jejaknya yang unik di hati dan pikirannya. Wanita itu melebarkan sayapnya dan terbang bebas, melewati batas-batas ketakutan dan kecemasan yang sebelumnya membatasi dirinya. Dalam pesona kehidupan yang penuh kejutan, ia menemukan ketenangan dalam kegelisahan dan kejernihan dalam kekaburan. Ia mengapresiasi setiap momen yang datang dan pergi, menari dengan kesadaran yang dalam bahwa hidup adalah sekolah yang tak pernah berakhir. Melalui pergulatan batinnya yang tak terpisahkan, wanita itu menjadi cermin bagi keindahan dan kekuatan yang ada dalam setiap perempuan. Ia adalah sosok yang mencerminkan kebesaran jiwa, yang tidak takut untuk menghadapi tantangan dan menggenggam peluang dengan penuh keyakinan. Dan ketika senja terakhirnya menjelang, ia tidak akan memiliki penyesalan, karena ia telah hidup dengan penuh keberanian dan cinta. Kebimbangan yang pernah menggelayutinya kini menjadi bahan bakar yang menerangi jalan kehidupannya, membantu dirinya menemukan jati diri yang sejati. Dalam narasi hidupnya, wanita itu menjadi contoh bagi kita semua. Ia mengajarkan bahwa kehidupan tidaklah selalu lurus dan pasti, namun itulah yang membuatnya indah. Kita semua adalah pemain dalam drama kehidupan ini, dan setiap bimbang dan kebimbangan adalah lirik yang membentuk melodi yang tak tertandingi. Maka, marilah kita menyambut kebimbangan dengan lengan terbuka, karena di dalamnya tersembunyi keajaiban dan pertumbuhan yang tak terduga. Kita adalah pelaut di samudra yang luas, dan kebimbangan adalah angin yang akan membawa kita ke tempat-tempat yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Loang Balok 9 Juni 2023

Jumat, 12 Mei 2023

KOLOID

Di dalam dunia kimia Ada materi koloid yang menawan Partikel-partikel kecil yang terlihat samar Namun, tetap memiliki daya tarik yang membahana Mereka berada di antara larutan dan suspensi Tidak terlalu kental namun tetap berbeda Mereka disebut koloid, materi yang unik dan indah Terdiri dari partikel-partikel kecil yang saling bersahabat Koloid hadir dalam berbagai bentuk dan warna Ada emas koloid yang berkilau keemasan Ada juga koloid merah darah, yang mengalir di tubuh manusia Semua memiliki keunikan masing-masing yang menawan Materi koloid, indahnya seakan tak terbatas Begitu banyak yang bisa dipelajari dan dicermati Mereka memberikan inspirasi bagi para ilmuwan Untuk terus memahami dunia kimia yang penuh misteri dan keajaiban

Jumat, 07 April 2023

Aku hanya menunduk lesu, rasa penyesalan menjalar ke seluruh tubuhku. bagaimana tidak ini untuk kesekian kalinya aku membeli lauk yang harganya tidak sesuai dengan rasa. Hampir seminggu ini pengeluaranku membengkak hanya untuk membeli makanan untuk berbuka. Aku sendiri bingung mengatur pengeluaranku, harga kebtutuhan pokok yang sangat melambung tinggi cukup menguras tabunganku, kondisi bisnis yang juga sepi turut membuat hidupku terasa dihadapai paceklik. Lalu ada pertanyaan, kan kamu seorang PNS apa ia gaji PNS tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-harimu? itu pertanyaan berulang yang selalu kudengar setiap kali ada yang mau pinjam uang lalu aku mengatakan aku tidak punya uang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari juga susah. Aku memang seorang PNS, gaji yang kuterima menurut logika memang besar yakni Rp. 3.878.000, namun jika ditelusuri berapa yang tersisa setelah potong setoran sana-sini mungkin gajiku yang kembali jauh lebih kecil dari gaji seorang ART. mohon maaf ini tidak bermaksud tidak bersyukur ya aku hanya menceritakan realita yang ada biar teman-teman yang mungkin mau meminjam uang tapi tidak bisa kutolong bisa mengerti dan memahami kondisiku. Gajiku Rp.3.788.000 Setoran rumah Rp. 1.650.000 Jatah anak sulung Rp.40.000*30 = Rp. 1.200.000 Arisan sekolah Rp. 100.000 Arisan sekolah lama Rp. 200.000 arisan kompleks Rp. 160.000 Bayar sepupu jaga anak Rp. 400.000 Bayar wifi Rp. 125.000 Listrik Rp. 100.000 jatah yang kecil Rp. 700.000 Kalau dihitung-hitung bahkan mines pemasukan kalau dilihat dari gaji perbulannya. Tapi kan guru enak ada tunjangan sertifikasinya."Timpal salah satu bidan yang selalu tiap ketemu denganku mengatakan hal yang sama. "jadi guru enak ya kerjaannya santai tapi setiap bulan ada tunjangan sertifikasi. Setiap kali dia komentar seperti itu aku selalu dengan lembut mengatakan bahwa tidak semua guru sudah bersertifikasi dan aku juga menjelaskan kalau aku saat ini juga belum sertifikasi (alhamdulillah 2022 lulus UP walaupun sampai saat ini dapodik belum jua valid). Namun komentar berulang selalu terlontar setiap kali bersua dengannya. Aku selalu mengatakan padanya bahwa profesi guru itu bukanlah profesi yang mudah. Aku mengibaratkan"Jika seorang dokter salah mendiagnosa atau memberi obat maka yang akan merasakan dampaknya adalah hanya pasien yang di diagnosa, lain halnya dengan guru jika salah dalam menyampaikan suatu konsep atau ilmu maka akan ada beberapa generasi yang akan terkena dampaknya. Profesi seorang guru bukanlah profesi yang mudah sepertinya terbukti ketika corona melanda negeri ini di mana saat itu untuk mengurangi penyebaran virus dengan terpaksa pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh alias pembelajaran dilakukan di rumah. Peristiwa ini mampu memberikan pembelajaran pada orang tua siswa betapa repotnya mereka ketika harus mengajarkan anaknya sendiri di rumah walaupun yang diajarkan adalah hanya anak sendiri. Lalu bagaimana dengan guru yang harus mengajar dan mendidik ratusan bahkan ribuan anak?? Makanya jangan pernah anggap remeh setiap profesi yang dijalankan orang lain, setiap profesi ada tanggung jawab dan tingkat kesulitan dan kemudahan masing-masing. Ketika melihat tukang bangunan yang berpanas-panasan mungkin kita akan berkomentar. ya Allah kok bisa ya berpanas-panasan ngangkut pasir ngangkut bata, tapi kita gak tau dari atas atap sana dia juga mungkin memperhatikan bagaimana dia terheran-heran melihat kita seorang guru yang mampu mengajari puluhan bahkan ratusan anak. Kembali ke topik sebelumnya, intinya hidup ini harus dijalani dengan ikhlas dan penuh rasa syukur karena rezki itu Allah sudah atur, tidak perlu risau atas sesuatu yang belum terjadi. Jadilah guru yang mampu mencetak generasi bangsa, jalankanlah profesimu dengan maksimal dan dengan sebaik-baiknya agar gaji yang kau dapatkan dari profesimu berkah berapapun jumlahnya.

Jumat, 24 Maret 2023

Mencumbu Luka

Saat keningku menyentuh sajadah warna hijau yang sudah menemani sholatku selama 29 tahun lamanya, tiba2 sekelumit peristiwa kelam itu berkelebat membayangi sujudku. Aku berusaha menghalaunya namun Ia tak kunjung mau pergi. Tatapan jijik ketika menatapku dan tatapan mesra ketika menatap perempuan itu sanggup mengoyak-oyak hatiku kala itu. Sakitnya tak sebanding dengan luka bekas jahitan operasi Caesar yang tak kunjung mengering akibat terlalu sering melompat saat bumi ini berguncang kembali akibat gempa kala itu. Aku memejamkan kedua mataku berharap kekhusyukan dalam sholat menyelimuti jiwaku, namun semakin aku mencoba justru sekelebat peristiwa kelam yang lain muncul kembali di benakku. Dengan kondisi hamil 7 bulan dan sakit punggung yang tak terkira kau hardik tubuhku saat aku berusaha mendekati dan meminta tolong tanganmu untuk menepuk pundakku, lalu kau berlalu ke tempat perempuan itu, aku hanya menatapmu dari teras yang kebetulan berhadapan dengan tempatmu duduk bersama perempuan itu. Sakit terasa di sekujur tubuhku. Bayiku menendang-nendang dan aku mengusap perutku agar bayiku tenang kembali. Aku tak menyadari sajadahku sudah basah dengan air mata yang tak terbendung keluar dari kedua mataku, entah mengapa hatiku terasa sakit lagi padahal aku sudah bertahun-tahun mengubur dalam-dalam peristiwa terkelam dalam hidupku. Alhamdulillah bayinya lahir dengan selamat Bu, wajahnya mirip Rafi Ahmad " kata dokter waktu itu." Aku tersenyum bahagia memandangi wajah mungil bayi yang telah kutunggu-tunggu bertahun-tahun lamanya. Sejam kemudian aku keluar dari ruang operasi, tiba-tiba aku merasakan tubuhku tidak baik-baik saja. Tubuhku bergetar hebat karena kedinginan akibat pengaruh bius yang disuntikkan dokter ke tubuhku, ibu mertuaku segera memberikanku teh hangat dan menyelimuti tubuhku dengan selimut tebal namun hal itu tidak berpengaruh, aku masih saja menggigil kedinginan. Suamiku lalu mengambil air panas dan merendam handuk ke dalam air panas dan mengusap kakiku, berlahan rasa dingin itu menghilang dan tubuhku sudah tak menggigil lagi. Setelah kondisi normal aku dimasukkan ke ruang perawatan, di sana sudah menunggu beberapa anggota keluarga termasuk ibu mertuaku. Sikap dingin suamiku berusaha tidak kuhiraukan, sikapnya memang tidak semesra saat aku melahirkan putra pertamaku. Rasa curiga terhadap hubungannya dengan perempuan itu memenuhi setiap inci jiwaku, namun semua kupendam dalam hati terdalamku. Sakit ini aku sembunyikan walaupun terkadang tanpa sengaja aku sering melihat ibu mertua menatapku dengan tatapan yang sedih. Akibat luka bekas jahitan aku kesulitan untuk bergerak, setiap bergerak rasa sakit yang luar biasa menyerang tubuhku. Aku kesulitan ketika hendak ke kamar mandi, ibu mertua dengan tanpa lelah memapahku ke kamar mandi jika aku kebelet. Terkadang suamiku yang memapahku. Namun suatu hari saat sedang memapahku ke kamar mandi tiba-tiba dia melepaskan tangannya dan mengatakan yang kayak-kayak gini syaa gak bisa coba pegang tembok caranya ke kamar mandi. Mataku memerah menahan rasa sakit atas sikapnya, ternyata di balik pintu ada perempuan itu datang membawa beberapa nasi bungkus, suamiku langsung salah tingkah. Ah rasa sakit itu kembali menggelitik hatiku, aku berusaha memegang tembok agar tak terjatuh. Allahu Akbar Suara imam mengagetkanku, entahlah malam ini aku gak bisa khusuk melaksanakan sholat tarawih, semua kenangan itu merasuki jiwaku. Ketika salam aku beristighfar, kenapa luka itu kembali menyayat hatiku yang sudah mengering, aku sudah berdamai dengan keadaanku namun kenapa malam ini semesta kembali membangunkan kenangan itu. Aku ingin berlari menjauh, aku tak ingat mengingat kembali pengkhianatan mereka semua terhadapku. Aku berharap maaf ini terus ada bersama dengan melupakan semua.

Mencumbu Luka

Jumat, 13 Januari 2023

Mengubah Perangai tidak Terpujimu itulah Tujuanku

 

Aku hanya bisa menatap nanar ketika pertama kali mengunjungi sekolah yang akan aku tempati sebagai tempat mengajar yang baru.

Terhitung mulai hari ini aku mendapatkan SK mutasi dari sekolah sebelumnya, karena beberapa faktor aku memang harus pindah dari sekolah yang lama.

Pagi ini cuaca nampak mendung, sinar mentari pun belum mau menampakkan dirinya angin dingin sepoi-sepoi menyapa tubuh mungilku dinginnya terasa menusuk sendi-sendi tulangku

Aku menggigil kedinginan ku rekatkan tanganku agar rasa dingin itu sedikit berkurang.

Sekitar setengah jam perjalanan sampailah aku di sekolah

Sekolah ini terletak di pinggiran kota, Hanya nampak empat bangunan yang berdiri di sana aku mencoba bertanya di mana lokasi ruang guru pada seseorang yang kebetulan berpapasan denganku tapi jawaban yang aku dapatkan sedikit menyesakkan ternyata ruang guru tidak ada, karena keterbatasan ruangan, ruang guru dan ruang TU menjadi satu bahkan beberapa kali ruang guru dan TU digunakan oleh anak untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Aku hanya mengelus dada menerima kenyataan ini, kondisi ini tentu berbeda 180 derajat dengan kondisi sekolahku sebelumnya.

Bangunan sekolah yang megah dengan segala fasilitas yang ada, teman dan rekan sejawat yang sudah seperti keluarga membuatku tidak mudah menerima kondisi ini.

Hatiku berontak bahkan seringkali air mataku menangis memprotes kepada Tuhan mengapa kenyataan ini menimpa hidupku.

Waktu berjalan dengan begitu cepatnya, walaupun kondisi ini membuatku kurang nyaman karena harus beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru tapi untuk tugas mengajar aku tetap bersikap profesional apa yang aku lakukan di sekolah lama tidak ada bedanya dengan sekolah yang baru bahkan di sini aku harus lebih kreatif dalam pembelajaran karena kondisi dan karakteristik siswa yang sedikit berbeda dengan siswaku sebelumnya.

Waktu ternyata mampu mengubah kondisi hatiku, aku berusaha berdamai dengan keadaan yang kualami, jalan satu-satunya yang harus dilakukan agar hati menjadi tenang dan bahagia adalah senantiasa selalu bersyukur dengan ketetapan yang Allah berikan walau bagaimanapun kondisinya.

Ki Hajar mengibaratkan sawah itu ibarat sekolah, guru adalah petani dan murid adalah benih. Aku merasa fase yang kurasakan saat ini adalah aku memiliki sawah yang tandus dan bibit yang kurang unggul, namun aku sebagai guru yang diibaratkan seperti petani bertekad dan berusaha untuk memelihara dan memupuk sawah ini dan menyemai bibit-bibit yang ada dengan sebaik-baiknya agar mereka dapat tumbuh dengan subur sehingga menghasilkan tanaman yang berkualitas dan unggul.

Hari ini aku tidak ada jam mengajar, seperti biasa kalau tidak ada jam mengajar aku akan duduk santai di berugak sambil memandangi tingkah laku beberapa anak yang lalu lalang berkeliaran di luar kelas karena ada jam kosong, biasanya hal ini dikarenakan guru yang berhalangan hadir tidak memberikan tugas atau bahkan memang kondisi anak tersebut yang susah diatur.

Baru saja aku mau membuka layar hpku tiba-tiba tiga orang siswa mendekati tempat dudukku.

Hai ibu, ibu guru baru ya di sini."tanya mereka."

Ya nak ibu baru sebulan di sini."jawabku."

Kalian kelas berapa?."tanyaku."

Kelas X IPS Bu." Jawab mereka hampir serentak."

Nama kamu siapa."tanyaku kembali.”

Namaku Gentar, yang ini Alit sama Rama Bu."jawab salah satu anak yang ternyata bernama Gentar".

Mereka lalu bermain-main di depanku, suara mereka yang ribut cukup menggangguku

Bahkan beberapa kali mereka bertingkah menjengkelkan untuk menarik perhatianku.

Nak gak boleh begitu kurang sopan." Tegurku halus."

Hai Tegar kamu jangan begitu ibu marah itu." Tegur salah satu dari mereka.

Ya Ibu maaf." Jawab Tegar sambil mendekati dan mulai duduk di sebelahku."

Ibu sudah berapa lama menjadi guru."tanyanya tiba-tiba."

Ibu udah menjalani profesi sebagai seorang pendidik hampir 12 tahun nak."jawabku".

Wah hebat ibu udah lama sekali."jawabnya menimpali."

Kenapa nanya seperti itu nak ."tanyaku lagi."

Enggak ada Bu, Tegar hanya pengen tau aja.

Oya Bu dulu saya punya guru SD baik sekali."ujarnya tiba-tiba."

Dulu Tegar kan gak punya ayah saat Tegar masih kecil jadi kalau mau beli baju itu susah.

Omongan Tegar mulai menarik perhatianku, aku mulai konsentrasi mendengar ceritanya, aku baru ingat beberapa saat yang lalu ketika rapat sedang berlangsung ada anak bernama Tegar disebut-sebut suka membuat masalah di kelas dan jarang masuk.

Ternyata ini anaknya.

Oya Tegar gimana, maksud kamu ayahmu sudah meninggal?." Tanyaku sambil memandangi wajahnya dengan penuh perhatian."

Ya Bu ayah saya meninggal pada saat saya masih duduk di bangku kelas IV SD, ayah saya di begal saat perjalanan pulang mengambil uang dari bank.

Uang itu sendiri merupakan uang hasil penjualan tanah paman saya Bu.

Leher kepala ayah saya waktu itu hampir putus akibat tebasan senjata tajam para pembegal itu.

Nampak mata Tegar mulai berkaca-kaca ketika mulai menceritakan peristiwa kelam masa kecilnya, sementara aku semakin berkonsentrasi dan mulai terbawa perasaan mendengar kisah hidupnya.

Saat itu ayah masih bisa bertahan hidup dan sempat di bawa ke rumah sakit, namun baru dua hari dirawat di rumah sakit nyawa ayah saya tidak bisa tertolong lagi. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di saat saya masih membutuhkan kasih sayangnya,

Mendapati musibah seperti itu ibu saya syok Bu, berbulan-bulan dia mengurung diri dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya berjualan kue buatan tetangga dengan keuntungan tidak seberapa.

Saya ingat Bu saat saya SD kelas VI baju saya sudah tidak layak pakai Bu dan ada seorang guru yang membelikan saya pakaian seragam dan pakaian buat bermain saya sangat senang waktu itu.

Sekarang ibumu di mana nak."tanyaku."

Ibu sekarang sudah menikah dan tinggal bersama suami barunya dan saya sekarang tinggal sama nenek saya yang sudah renta, saya kadang gak bisa masuk sekolah karena harus kerja bu kalau saya gak kerja maka saya dan nenek saya gak makan, sebenarnya saya ingin seperti anak-anak yang lain masuk dan belajar setiap hari tanpa harus memikirkan kebutuhan hidup tapi apa daya kondisi saya yang mengharuskan saya bekerja dengan waktu yang tidak tentu membuat saya kadang terpaksa beberapa kali tidak masuk.

Dia mulai menunduk, aku liat matanya mulai memerah menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Aku kemudian menghampirinya, ada rasa sesak juga dalam hatiku ketika harus menyadari di usia semuda ini dia harus menanggung beban hidup yang tidak mudah.

Tegar apapun kondisi yang kamu alami saat ini jangan pernah membuat semangat belajarmu hilang ya, jadikan semua sebagai motivasi agar kamu lebih giat lagi dalam belajar dan berdoa agar masa depanmu bisa lebih baik lagi.

Jalani setiap proses yang ada, semua kejadian yang menimpa hidup kita pasti akan ada hikmahnya.

Aku berusaha menasehati sambil ku tepuk-tepuk pundaknya.

Ya bu, terima kasih ibu mau mendengarkan kisah saya.

Ya nak, sekarang ajak temanmu masuk kelas kembali gak boleh berkeliaran di luar kelas pada saat jam pembelajaran berlangsung.

Ya bu kalau begitu kami balik ke kelas ya.’’Ujar mereka bertiga hampir serentak.”

            Detik demi detik berlalu, haripun berganti bulan pun bergantian mengikis waktu yang senantiasa beranjak tanpa mampu kutahan untuk berlalu, tidak terasa hampir satu tahun aku mengajar di sini berlahan dan pasti aku mulai memahami karakter sebagian  besar siswa yang ada di sini.

Ada beberapa hal yang membuatku tidak tenang dan menjadi beban fikiranku selama ini salah satunya adalah kebiasaan sebagian besar anak-anak mengeluarkan kata-kata kotor dan bersikap kurang sopan terhadap guru, fenomena ini banyak kutemukan di kelas X, kelas XI IPS dan XII IPS. Kata-kata kotor sepertinya bukan hal yang tabu keluar dari mulut mereka walau itu di depan guru sekalipun.

Membuat gaduh di dalam kelas, tidak mengumpulkan tugas serta jarang masuk sekolah tanpa keterangan juga menjadi PR besar bagi kami para guru yang ada di sekolah. Berbagai usaha dilakukan agar perilaku-perilaku kurang terpuji ini bisa teratasi. Jika ditelisik lebih lanjut factor lingkungan keluarga merupakan factor yang sangat mempengaruhi perilaku anak-anak di sekolah, hampir 85% anak yang bersekolah di sini merupakan anak yang broken home.

Ibu saya izin lagi hari ini tidak bisa ke sekolah tidak ada yang mau mengantar saya. Ini adalah chat yang kesekian kali dari Dewi Sartika salah satu siswa binaanku.

Selama ini siapa yang biasa mengantarmu ke sekolah?.”tanyaku.”

Paman bu, tapi sekarang paman saya gak bisa mengantar lagi karena pagi-pagi sekali dia sudah di pasar.”jawab Dewi.”

Bapak ibumu mana?”tanyaku lagi.”

Ibu bapak saya sudah bercerai bu, sekarang ibu saya pergi ke NTT sementara bapak saya gak mau mengurus saya, saya tinggal bersama nenek.

Bu hari ini Gumelar masuk gak?

Tiba-tiba ada chat lagi yang masuk ternyata itu adalah chat dari kakak salah seorang siswa binaanku.

Gumelar sudah tidak masuk tiga hari berturut-turut bu setelah saya tanya alasannya ternyata dia terlambat bangun karena tidak ada yang membangunkan.

Ya bu saya atas nama kakak Gumelar meminta maaf, Gumelar kurang perhatian ibunya sudah meninggal sementara bapaknya pagi-pagi buta sudah ke pasar untuk bekerja menjadi tukang parkir.

            Suatu hari saat jam keluar main aku sengaja tidak memamfaatkan jam keluar main untuk istirahat karena setelah bel masuk jam mengajarku masih berlanjut di sini aku merasa enggan untuk beranjak dan memilih bercengkrama dengan anak-anak yang kebetulan tidak mau ke luar kelas untuk bermain.

Ada Nabil, Yudha, Dian, Lista yang Nampak asyik bercanda di depanku. Hanya Yudha yang terus-menerus menatapku tanpa henti.

Yudha kenapa menatap ibu seperti itu.”tanyaku.”

A a anu bu.”Jawab Yudha terbata-bata karena kaget.”

Anu bu kalua melihat ibu saya seperti melihat ibu saya.”jawabnya.”

Wah masa? Emang ibu mirip ya? Tanyaku

Ya bu mirip sekali. Jawabnya

Ibu jadi penasaran pengen ketemu ibu kamu, masa sih ibu ada kembaran. “Jawabku bercanda”

Ibu saya sudah meninggal bu dari saya masih kelas dua SMP.”Jawab Yudha tertunduk.”

Innalillahi wainnailahi Rojiuun, Ibu minta maaf ya ibu tidak tahu. Tiba-tiba rasa terharu menyelimuti sukmaku.

Kalau bapakmu bagaimana?

Bapak masih ada bu.”jawabnya.”

Bapakmu udah nikah lagi.”belum bu.”

Lalu yang mengurus kamu dan adik-adikmu di saat bapakmu bekerja siapa?.Tanyaku.”

Gak ada bu.”jawabnya.”

Anggi, Devina, Yogi, Aditya, Kadek, Farel, Maya dan beberapa siswa binaanku yang lain merupakan anak yang broken home juga. Perilaku-perilaku yang kurang terpuji sedikit tidak terbentuk dari kondisi keluarga, kurang perhatian dan pengaruh lingkungan tempat mereka tinggal.

Langkah selanjutnya yang kulakukan untuk mengatasi hal ini adalah menemui guru agama dan menawarkan kolaborasi untuk membuat program terkait bagaimana mengatasi perilaku anak yang sudah memprihatinkan terutama yang berkaitan dengan seringnya sebagian anak mengeluarkan kata-kata kotor di depan umum dan keterbatasan kemampuan beberapa anak dalam menguasai teknik membaca alqur’an. Program ini aku namakan “Bengkel akhlak dan Klinik Alqur’an” nama ini sendiri keluar setelah aku dan guru agama yang bernama pak Rahmat berdiskusi beberapa kali.

Fokus dari program ini adalah pembentukan dan perbaikan akhlak siswa, dalam program bengkel akhlak anak-anak yang sering mengeluarkan kata-kata kotor akan dibina dua kali dalam seminggu yakni hari senin setelah upacara bendera dan hari jumat setelah kegiatan imtaq.

Model pembinaannya adalah dengan membiasakan anak mengeluarkan kata-kata baik, aku yakin kata-kata kotor yang sering keluar dari mulut mereka tanpa peduli dengan siapa mereka berhadapan adalah akibat dari kebiasaan yang mereka lakukan di sekolah, oleh sebab itu kami berupaya mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan tersebut dengan pembiasaan. Untuk yang beragama muslim model pembinaannya adalah secara serentak mereka melafazkan istigfar selama 55 kali dan bersholawat, kegiatan ini berlangsung selama 15 menit dan untuk yang beragama Hindu menyesuaikan dan dibimbing juga oleh guru agama Hindu. Selain pembiasaan melafazkan kata-kata baik, model pembinaan yang lain untuk yang muslim adalah melaksanakan kegiatan sholat berjamaah bersama di jam siang dan sholat sunat Duha setelah imtaq.

Sementara untuk program lain yakni bengkel alqur’an model pembinaannya adalah mengelompokkan anak menjadi tiga kategori yaitu anak yang belum bisa membaca alqur’an, anak yang bisa membaca alqur’an tapi belum lancar dan anak yang sudah mahir membaca alqur’an. Model pelaksanaannya pun menggunakan tutor sebaya, selain melibatkan guru agama dalam program ini wali kelas juga dilibatkan.

Untuk anak yang sudah mahir membaca alqur’an bertugas membimbing teman-teman mereka yang belum bisa dan yang belum lancar membaca alquran sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru berdasarkan kriteria yanga ada. Wali kelas juga bisa berperan aktif dalam kegiatan ini dengan cara ikut memantau perkembangan capaian dari setiap anak.

Kegiatan ini sampai saat ini masih berlangsung dan memberikan dampak yang sangat positif dalam memperbaiki perilaku anak.

            Selain program yang fokus pada pembentukan karakter aku juga menyusun program literasi dengan memamfaatkan media blog, model kegiatannya adalah setiap jam ke 0 selama 30 menit anak-anak mengadakan kegiatan literasi, 10 menit membaca alqur’an dan 20 menit sisanya adalah melaksanakan kegiatan literasi bahan bacaan. Model kegiatannya adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok anggotanya berjumlah tiga orang yang terdiri dari siswa A, siswa B dan siswa C. Pada malam hari aku selaku guru mengirim materi ke group kelas yang sudah ku buat dengan materi yang berbeda untuk setiap kelompok siswa. Pada saat kegiatan literasi berlangsung anak-anak akan duduk sesuai kelompok masing-masing kemudian siswa A B dan siswa C secara bergantian menceritakan bacaan yang dibaca semalam. Adapun materi yang dikirim bisa berupa materi pelajaran bisa juga bacaan umum yang menginspirasi.

Selain membiasakan anak membaca kegiatan, ini juga mengandung nilai-nilai yang harus diperhatikan yaitu:

1.     Nilai kedisiplinan dengan cara siswa harus sudah berada di kelas sebelum gurunya masuk.

2.     Nilai kebersihan dgn cara kelas harus sudah bersih/rapi sebelum gurunya masuk.

3.      Nilai religius dengan cara berdoa dan memberi salam sebelum pembelajaran dimulai.  

4.      Belajar mengisi janji dengan cara membaca materi yang diberikan oleh guru mapel sehari/beberapa hari sebelumnya.                      

5.     Belajar bertanggungjawab jawab dengan cara apa yang diceritakan/dipresentasikan harus bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.   

6.     Menghargai orang lain dengan cara mendengarkan apabila guru atau teman bercerita/presentasi (tidak menginterupsi, berbicara dengan orang lain, dsb) dan meminta ijin apabila keluar kelas.     

7.     Keihklasan/legowo menerima kebenaran baru apabila argumennya bisa dipatahkan oleh teman lain. 

8.     Berbaik sangka dengan cara tidak meremehkan orang lain.   

9.     Kejujuran dgn cara apa bila tidak masuk memang alasannya benar-benar bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya (surat ijin ttd orang tua, sakit beneran). Tidak mencontek kalau ulangan. 

10.  Nilai kerjasama dengan cara semua aktif/berpartisipasi dalam tugas kelompok.   

Program ini aku adopsi dari program sekolah lama tempat dulu aku mengajar hanya berbeda  pada pemamfaatan media, kalau pada sekolah sebelumnya tidak ada pemamfaatan media blog di pelaksanaan kegiatan tapi dalam program yang ku rancang setiap siswa harus menuangkan isi bacaan dan hasil kegiatan literasi dalam blog masing-masing.

            Blog ini juga nantinya bisa dimamfaatkan oleh siswa untuk refleksi dan mengumpulkan tugas-tugas lain, baik guru dan siswa bisa secara langsung mengomentari isi blog masing-masing secara bergantian.

Kerjasama dari semua ekosistem sekolah terutama dukungan dari kepala sekolah sangat membantu dalam upaya suksesnya semua program yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring juga harus secara kontinu dilakukan agar segala kekurangan pada pelaksanaan program dapat diperbaiki dalam kegiatan selanjutnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

BIOGRAFI PENULIS

Sumiati adalah seorang wanita yang lahir dari keluarga sederhana, tepatnya di Desa Kilang, Kecamatan Montong Gading, Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 25 Mei 1983.  Ketika usianya masih belia Dia memutuskan mondok di sebuah pondok pesantren yang ada diwilayah Lombok Tengah, tepatnya di Pondok Pesantren At-tohiriyyah Al-fadhiliah Bodak.  Suasana pondok yang begitu damai dan menenangkan membuat dia lebih mudah mendapatkan inspirasi dalam menghadirkan suatu karya.

      Sumiati, S.Pd. Seorang wanita yang berprofesi sebagai pengajar di sebuah sekolah negeri tepatnya di SMAN 11 Mataram ini memiliki hobi yang cukup banyak. Pecinta musik, membaca bahkan traveling merupakan hobi yang sangat dia senangi. Wanita yang juga berprofesi sebagai pebisnis dan pernah terpilih sebagai agen terbaik oleh perusahaan Alhally Corporation dan pernah terpilih sebagai resseler terbaik dengan penjualan terbanyak tahun 2021 oleh Perusahaan Rumah Faiqa Mataram sebenarnya sudah menyenangi dunia tulis-menulis dari kecil, segala sesuatu yang dia lakukan selalu dia tuangkan ke dalam bentuk tulisan. Sampai saat ini dia sudah menuangkan Sembilan karyanya pada buku Antologi yang berjudul,

"Arunika dan Benara, Guru Pembelajar Sekolah Perjumpaan, Aku dan Anakku, Sepenggal Cerita Menjadi  Seorang Wali Kelas, Gairah Menulis Puisi Nusantara, Jejak Guru Penggerak dari Bumi Patuh Patut Patju, Aku dan Pondok Pesantren, Mahakarya Buat Anies dan Aku Mencintaimu bukan Karena Cinta” . Selain sembilan buah buku antologi dia sudah menghasilkan satu buah buku solo yang berjudul “Getar Dawai Hati di Ujung Senja.”

“Lakukan hal-hal Positif di setiap hembusan napasmu” merupakan motto dalam Hidupnya. Lebih jelasnya, silahkan kunjungi blog pribadinya:

Ttp://ulasantakdir.blogspot.com atau facebook Ummie Ethica

 

 

 

 

 

 

Rabu, 11 Januari 2023

TIDAK SETEGAR NAMAMU

 


Aku hanya bisa menatap nanar ketika pertama kali mengunjungi sekolah yang akan aku tempati sebagai tempat mengajar yang baru.

Terhitung mulai hari ini aku mendapatkan SK mutasi dari sekolah sebelumnya, karena beberapa faktor aku memang harus pindah dari sekolah yang lama.

Pagi ini cuaca nampak mendung, sinar mentari pun belum mau menampakkan dirinya angin dingin sepoi-sepoi menyapa tubuh mungilku dinginnya terasa menusuk sendi-sendi tulangku

Aku menggigil kedinginan ku rekatkan tanganku agar rasa dingin itu sedikit berkurang.

Sekitar setengah jam perjalanan sampailah aku di sekolah

Sekolah ini terletak di pinggiran kota, Hanya nampak empat bangunan yang berdiri di sana aku mencoba bertanya di mana lokasi ruang guru pada seseorang yang kebetulan berpapasan denganku tapi jawaban yang aku dapatkan sedikit menyesakkan ternyata ruang guru tidak ada, karena keterbatasan ruangan ruang guru dan ruang TU menjadi satu bahkan sesekali ruang guru dan TU sering digunakan oleh anak untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Aku hanya mengelus dada menerima kenyataan ini, kondisi ini tentu berbeda 180 derajat dengan kondisi sekolahku sebelumnya

Bangunan sekolah yang megah dengan segala fasilitas yang ada, teman dan rekan sejawat yang sudah seperti keluarga membuatku tidak mudah menerima kondisi ini.

Hatiku berontak bahkan seringkali air mataku menangis memprotes kepada Tuhan mengapa kenyataan ini menimpa hidupku.

Waktu berjalan dengan begitu cepatnya, walaupun kondisi ini membuatku kurang nyaman karena harus beradaptasi dengan lingkungan dan teman baru tapi untuk tugas mengajar aku tetap bersikap profesional apa yang aku lakukan di sekolah lama tidak ada bedanya dengan sekolah yang baru bahkan di sini aku harus lebih kreatif dalam pembelajaran karena kondisi dan karakteristik siswa yang sedikit berbeda dengan siswaku sebelumnya.

Waktu ternyata mampu mengubah kondisi hatiku, aku berusaha berdamai dengan keadaan yang kualami jalan satu-satunya yang harus dilakukan agar hati menjadi tenang dan bahagia adalah senantiasa selalu bersyukur dengan ketetapan yang Allah berikan walau bagaimanapun kondisinya.

Ki Hajar mengibaratkan sawah itu ibarat sekolah, guru adalah petani dan murid adalah benih.

Aku merasa fase yang kurasakan saat ini adalah aku memiliki sawah yang tandus dan bibit yang kurang unggul

Namun aku bertekad memelihara dan memupuk sawah ini agar menjadi subur dan memelihara bibit-bibit yang ada dengan sebaik-baiknya agar mereka dapat tumbuh dengan subur sehingga menghasilkan tanaman yang berkualitas dan unggul.

Hari ini aku tidak ada jam mengajar, seperti biasa kalau tidak ada jam mengajar aku akan duduk santai di berugak sambil memandangi tingkah laku anak yang terkadang tidak belajar karena ada jam kosong.

Baru saja aku mau membuka layar hpku tiba-tiba tiga orang siswa mendekati tempat didukku.

Hai ibu, ibu guru baru ya di sini."tanya mereka."

Ya nak ibu baru sebulan di sini."jawabku."

Kalian kelas berapa?."tanyaku."

Kelas X IPS Bu." Jawab mereka hampir serentak."

Nama kamu siapa."tanyaku 

Namaku Gentar, yang ini Alit sama Rama Bu."jawab salah satu anak yang ternyata bernama Gentar".

Mereka lalu bermain-main di depanku, suara mereka yang ribut cukup menggangguku

Bahkan beberapa kali mereka bertingkah menjengkelkan untuk menarik perhatianku.

Nak gak boleh begitu kurang sopan." Tegurku halus."

Hai Tegar kamu jangan begitu ibu marah itu." Tegur salah satu dari mereka.

Ya Ibu maaf." Jawab Tegar sambil mendekati dan mulai duduk di sebelahku."

Ibu sudah berapa lama menjadi guru."tanyanya tiba-tiba."

Ibu udah menjalani profesi sebagai seorang pendidik hampir 12 tahun nak."jawabku".

Wah hebat ibu udah lama sekali."jawabnya menimpali."

Kenapa nanya itu nak ."mataku."

Enggak ada Bu, Tegar hanya pengen tau aja.

Oya Bu dulu saya punya guru SD baik sekali."ujarnya tiba-tiba."

Dulu Tegar kan gak punya ayah saat Tegar masih kecil jadi kalau mau beli baju itu susah.

Aku mulai konsentrasi mendengar ceritanya, aku baru ingat beberapa saat yang lalu ketika rapat sedang berlangsung ada anak bernama Tegar disebut-sebut suka membuat masalah di kelas dan jarang masuk.

Ternyata ini anaknya.

Oya Tegar gimana, maksud kamu ayahmu sudah meninggal?." Tanyaku sambil memandangi wajahnya dengan penuh perhatian."

Ya Bu ayah saya meninggal pada saat saya masih duduk di bangku kelas IV SD, ayah saya di begal saat perjalanan pulang mengambil uang dari bank.

Uang itu sendiri merupakan uang hasil penjualan tanah pamab saya Bu.

Leher kepala ayah saya waktu itu hampir putus akibat tebasan senjata tajam para pembegal itu.

Nampak mata Tegar mulai berkaca-kaca ketika mulai menceritakan peristiwa kelam masa kecilnya.

Sementara aku semakin berkonsentrasi dan mulai terbawa perasaan mendengar kisah hidupnya.

Saat itu ayah masih bisa bertahan hidup dan sempat di bawa ke rumah sakit, namun baru dua hari dirawat di rumah sakit nyawa ayah saya tidak bisa tertolong lagi. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di saat saya masih membutuhkan kasih sayangnya,

Mendapati musibah seperti itu ibu saya syok Bu, berbulan-bulan dia mengurung diri dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya berjualan kue buatan tetangga dengan keuntungan tidak seberapa.

Saya ingat Bu saat saya SD kelas VI baju saya sudah tidak layak pakai Bu dan ada seorang guru yang membelikan saya pakaian seragam dan pakaian buat bermain saya sangat senang waktu itu.

Sekarang ibumu di mana nak."tanyaku."

Ibu sekarang sudah menikah dan tinggal bersama suami barunya dan saya sekarang sama nenek saya yang sudah renta.

Bu sebenarnya saya ingin seperti anak-anak yang lain masuk dan belajar setiap hari tanpa harus memikirkan kebutuhan hidup tapi apa daya kondisi saya yang mengharuskan saya bekerja dengan waktu yang tidak tentu membuat saya kadang terpaksa beberapa kali tidak masuk.

Dia mulai menunduk, aku liat matanya mulai memerah menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Aku kemudian menghampirinya,

Tegar apapun kondisi yang kamu alami saat ini jangan pernah membuat semangat belajarmu hilang, jadikan semua sebagai motivasi agar kamu lebih giat lagi dalam belajar dan berdoa agar masa depanmu bisa lebih baik lagi.

Jalani setiap proses yang ada, semua kejadian yang menimpa hidup kita pasti akan ada hikmahnya.

Aku berusaha menasehati sambil ku tepuk-tepuk pundaknya.


Sabtu, 31 Desember 2022

Tahun Baru 2023

 Tahun baru selalu melahirkan semangat dan harapan-harapan yang baru

Tahun baru juga bisa dijadikan sebagai ajang refleksi diri tentang bagaimana kita, capaian-capaian kita serta hal-hal apa saja yang sudah dilakukan selama satu tahun penuh.

Segala peristiwa baik itu suka maupun duka tentu masih terekam di memori kita

Tentu berbagai peristiwa itu mampu mencipta rasa syukur dan bahagia jika peristiwa itu memang sesuatu yang kita harapkan dan impikan di tahun sebelumnya

Namun mungkin akan mencipta rasa sedih dan pilu jika peristiwa itu merupakan peristiwa yang menyakitkan dan melukai perasaan kita.

Tahun baru

Selalu mencipta rasa sedih jika mengingat semua yang berlalu tidak akan kembali lagi.

Tahun baru membuat kita menyadari bahwa tak ada yang abadi di dunia ini

Semua akan berlalu bahkan hilang dengan berlalunya pergantian tahun.

Tahun baru juga mampu memberikan pembelajaran bahwa segalaa sesuatu bisa diperbaiki

Tentu setiap insan mengharapkan ingin menjadi manusia yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya baik itu secara spiritual maupun secara emosional.

Semoga di tahun 2023 ini segalaa harapan, impian dan doa-doa yang tertancap dalam sanubari di terima oleh Sang Maha Kuasa

Menjadi pribadi yang lebih baik lagi terutama dalam hal spritual, menjadi lebih bermanfaat lagi untuk keluarga dan orang-orang sekitar

Mampu mengubah segala hal yang kurang baik dalam diri serta senantiasa dilimpahkan Rezki yang halal dan berkah.

Aamiin YRA 🤲🤲

SELAMAT DATANG TAHUN 2023

SELAMAT TINGGAL TAHUN YANG PENUH COBAAN SEKALIGUS PENUH BERKAH 2022


Kamis, 29 Desember 2022

Panah Asmara


 Terlukis kisah kita di ujung senja

Bersahutan diantara mega-mega

Berpeluk kita dalam cakrawala

Membangun asa di tingginya angkasa

Denyut jantungku berdetak begitu indahnya

Kala cintamu menyentuh jiwa yang merana

Anganku melayang seolah tak ada jeda

Tersihir dalam jeratan panah asmara

Saatku mengadu pada bintang

Saatku bercengkrama bersama rembulan

Malampun menemani seolah tak mau larut dalam kelam

Membelaiku hingga kuterhanyut disinari lampu temaram

Tuhan 

Betapa indahnya rasa ini

Menguasai seluruh jiwa membuat seisi alam iri

Berharap kita bisa bersua dalam buaian rindu yang menjerat diri

Agar nestapa ini segera mengiring pergi

Lombok Timur

29 Desember 2022

Minggu, 25 Desember 2022

TEMU PENULIS KBMN


Pada tanggal 26 Desember 2022 diadakan temu penulis PGRI Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN).

Acara ini sendiri sudah di sosialisasikan sejak jauh-jauh hari, sebenarnya keinginan untuk datang ke Jakarta sangat besar tapi karena kondisi keuangan sedang tidak mendukung akhirnya saya harus puas hanya bersua dengan beberapa tokoh penulis Nusantara lewat online saja.

Acara ini digagas oleh beberapa panitia KBM PGRI yang pernah saya ikuti, saya termasuk peserta KBM angkatan 26.

Walaupun selama ini kami hanya dipertemukan melalui pelatihan online tapi suasana kekeluargaan sangat kental terasa dikomunitas ini sehingga kerinduan untuk bertemu secara langsung pun begitu kuat.

Acara temu ini sangat luar biasa ada banyak tokoh penting yang hadir dalam acara ini .

TERSESAT

Cerita dikit perjalanan hari ini: Minggu-minggu ini vertigo ku suka kambuh, walau tidak separah dulu tapi tetap membuatku khawatir karena ...